Share

Part 42C

Aku pergi melangkah dari brangkar. Kuedarkan pandanganku ke arah luar jendela. Bunga-bunga di taman terasa indah, tapi tidak seindah hati dan jiwaku.

Kupejamkan mataku seolah memohon ampun kepada sang maha pencipta. Walaupun aku tidak salah, aku tidak berhak untuk membalas dendam kepada Lala. Walaupun aku jadi korban. Biarkan saja Allah yang menegurnya. Namun, hati dan perasaanku selalu berkata untuk memberi pelajaran kepada Lala.

Suara pintu jelas terdengar, itu pertanda pintu kamar terbuka. Aku mengedarkan pandangan ke arah pintu. Ternyata perawat mendorong brangkar masuk ke dalam kamar.

"Nesya!" seru Rusly.

Aku membuang pandangan ke arah jendela lagi. Aku tidak mau menatap kedua bola matanya lagi.

"Tolong dorong brangkar ini dekat kepada istriku."

Aku merasa mual mendengar perkataannya. Rasanya aku muak dan merasa lelah telah dikhianatinya.

"Nesya ... Boleh kah aku bicara dengan kamu?" ucapnya lirih.

"Buat apa?!" amukku dan tidak menoleh ke arahnya sama sekali.

"Setelah aku berpiki
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status