Share

Part 47C

Aku berpikir sejenak lalu menghela napas. Kuajak pun Ririn bertekak pasti ini maunya. Akhirnya aku memilih diam daripada marah buang-buang energi.

"Kenapa kamu diam? Apakah kamu mati kamus? Atau menyerah begitu saja?"

Ririn melangkah menghampiri brangkar. Dia menunduk lalu berbisik ke daun telinga Bu Aisyah.

"Apakah kamu sudah menanda tangani surat itu?"

Aku terkejut, syarat apa yang diberikan Ririn kepada ibu mertuaku? Aku menarik tubuhnya, Ririn. Dia menatap wajahku lalu menamparnya dengan keras dan membabi buta.

Aku mengelus pipiku yang panas akibat tamparan yang diberikan Ririn. Aku diam sebentar untuk mencari celah dan dia seolah merasa menang dan tidak ada sama sekali menghindar. Setelah semua aman, Kubalas tamparannya dengan sekuat kuat tenaga dan tidak ada ampun.

"Hentikan!" ucapnya lirih.

Aku tidak peduli. Kutampar kembali sampai dia benar-benar lumpuh tidak berdaya. Tidak lama kemudian, tubuhnya ambruk ke lantai dengan wajah merah dan dibanjiri darah segar dari tepi bibir d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status