Share

Jangan Emosi

Aku sudah ada di tempat yang ditentukan Opik untuk bertemu. Sebuah tempat makan yang cukup ramai. Dulu Mas Fahmi sering mengajak aku dan anak-anak makan disini. Mengingat Mas Fahmi membuatku sedih. Kehidupan yang aku jalani tidak sesuai dengan harapanku. Tapi hidupku terlalu berharga untuk meratapi Mas Fahmi terus.

Tak lama kemudian Opik datang. Setelah cipika cipiki, Opik duduk di depanku. Kami memesan makanan, sambil menunggu makanan datang, Opik menanyakan padaku.

"Ayo," kata Opik.

"Ayo apa?"

"Kamu hutang penjelasan denganku."

Aku menghela nafas panjang dan berusaha untuk tidak menangis.

"Aku sudah keluar dari rumah itu bersama anak-anak. Sekarang mengontrak di perumahan Permata. Tentu saja masalah perselingkuhan."

"Maafkan aku, Num. Tidak ada disampingmu disaat-saat sulitmu. Sahabat macam apa aku ini?" Opik tampak merutuki dirinya sendiri.

"Kamu nggak salah. Kamu tetap sahabat terbaikku. Hanya saja, waktu itu aku mau berbicara denganmu. Tapi tidak jadi, karena aku tidak mau selal
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status