Share

Bab 20 POV Hani (2)

"Terserah anak-anak, bang. Kalau mereka bersedia ikut Abang, ya silakan. Kalau tidak, Abang tidak bisa memaksa mereka," ucapku penuh keyakinan.

Bang Arman tampak termangu. Aku tersenyum miring melihatnya. Aku yakin seratus persen jika anak-anakku akan menolak permintaan konyol papanya.

"Ya, sudah. Kamu panggilkan mereka sekarang. Mereka ada di rumah, kan?" perintah bang Arman.

Aku menggerutu dalam hati. Dia yang perlu, kenapa bukan dia saja yang panggil, sungutku.

Pertama, aku ke kamar anak perempuanku, Elisa. Aku mengintip di kamarnya. Dia terlihat sedang teleponan dengan seseorang sambil tidur-tiduran. Wajahnya tampak ceria sekali. Aku menduga dia pasti sedang teleponan dengan pacarnya. Entah pacar yang mana, aku tidak tahu. Aku memang tidak pernah mencampuri masalah pribadi anak-anakku. Menurutku mereka sudah cukup dewasa, sehingga aku membebaskan mereka melakukan apapun yang mereka inginkan.

"Lisa!" panggilku seraya masuk ke kamar.

Elisa terkejut. Wajahnya pucat pasi. Ia seger
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status