Share

24. Persiapan Dakwah 2

Pagi hari saat semua sudah siap, Yahya terlihat berpakaian rapi. Aku pun terpana dengan tampilannya. Jujur hatiku berdebar, wajahnya terlihat segar dengan senyum yang selalu membuat hatiku berdebar lebih kencang. Terkadang rasa cemburuku hadir, maklumlah meski perbuatannya padaku begitu jahatnya dia tetap lelaki pertama yang menyentuhku hingga dalam.

Aku belum bisa mengikis rasaku pada lelakiku, pesonanya sejak menikah denganku makin bersinar. Dulu awal dikhitbah Yahya terlihay dekil, tetapi setelah menikah denganku perlahan ketampanannya meningkat. Apalagi semua barang yang dipakainya kurawat dengan penuh keiklasan.

"Jangan pandangi abi seperti itu, Umi! Nanti akan menyurutkan aku untuk berdakwah," ungkap Yahya dengan senyumnya.

Aku menunduk malu, yang pasti kedua pipiku akan muncul semburat merah. Untuk itu lah aku sembunyikan wajahku. Yahya melangkah mendekat dan makin dekat. Jantungku kembali berdetak tidak beraturan.

"Jangan sembunyikan wajah ini, kau terlalu indah untuk sembuny
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status