Share

Bab 3

Hati Grace berdebar kencang.

Dia seperti seseorang yang hampir tenggelam di tengah lautan dan akhirnya menemukan pelampung.

Saat dia menengadah, matanya bertemu dengan tatapan penuh kasih dari Samuel.

Tatapan pria itu tidak lagi penuh dengan sindiran meremehkan, melainkan penuh dengan ekspresi cinta. Bahkan sejenak itu membuat Grace hampir terpesona dan terbuai oleh Samuel.

Grace segera melihat ke arah Gary dan Shirley Anderson.

Keduanya begitu terkesima dan terduduk di sofa.

Setelah beberapa saat, Gary, yang lebih dulu menyadari situasinya, bertanya pada Grace dengan tenang, “Gracy, apa yang terjadi?”

Grace baru saja hendak membuka mulut untuk menjelaskan, tetapi Samuel bergerak maju dan menghalanginya.

Rasa dilindungi yang belum pernah dirasakan Grace hampir membuatnya menjadi linglung. Dia mendengar suara merdu dan berat Samuel di telinganya.

“Kami baru mendaftar hari ini. Semuanya terlalu buru-buru, kami bahkan belum sempat memberi tahu ayah ibu.”

Gary berusaha menahan emosinya dan berkata, “Gracy!”

Grace berkata dengan gigih, “Bu, semua yang dikatakannya benar. Aku sudah menikah karena aku tidak ingin menikahi ….”

Sebelum Grace bisa menyelesaikan kalimatnya, Shirley mendekat dan meraih bahu Grace dengan erat. “Gracy, ada apa denganmu? Bukankah kamu selalu menyukai Ethan? Sekarang dia sudah setuju untuk menikahimu, kenapa kamu ….”

Tiba-tiba Shirley melihat Samuel dengan tatapan curiga dan bertanya dengan suara rendah, “Kamu lebih baik jujur pada Ibu. Apakah ada yang mengancammu?”

Menyadari bahwa Shirley telah salah paham tentang Samuel, Grace segera menjelaskan, “Bu, tidak ada yang mengancamku. Aku hanya tidak ingin menikahi pria yang tidak mencintaiku!”

Dia sudah sangat lelah.

Dia tidak ingin melanjutkan lagi!

Kuku Shirley semakin tenggelam dalam daging Grace. “Gracy, apa kamu tahu apa yang kamu katakan? Sejak kamu bertunangan dengan Ethan, kami sudah mempersiapkanmu untuk menjadi calon istrinya. Kamu menikah dengannya untuk menghidupkan kembali Keluarga Johnson, bukan karena urusan asmara!”

Saking sakitnya, napas Grace menjadi terengah-engah. “Ibu ….”

Grace kemudian menatap Gary.

Gary juga membalas tatapannya dengan penuh kekecewaan. “Gracy, sebelum Ethan mengetahui hal ini, segera lakukan perceraian! Kamu adalah istri Ethan. Kenapa kamu begitu ceroboh?”

Hingga akhirnya, Gary mengerutkan kening dengan ekspresi jijik. Perasaan baiknya terhadap Samuel yang sebelumnya ada benar-benar lenyap.

Tanpa memedulikan kehadiran orang lain di sana, Grace bertanya, “Apakah kalian tahu kenapa Ethan setuju untuk menikahiku?”

Gary memalingkan wajahnya dan berkata, “Aku tidak ingin mendengarnya. Segera ajukan perceraian.”

Grace terkejut seketika. Perasaan kecut membanjiri hatinya saat melihat punggung ayahnya. Kemudian, Grace berkata dengan lembut, “Ethan bilang kalau aku memberikan ginjalku pada Lily, dia akan menikahiku.”

Semuanya menjadi hening.

Gary dan Shirley bertukar pandang dengan ekspresi yang campur aduk.

Samuel mengangkat pandangannya pada orangtua Grace sambil mengerutkan alisnya.

Ada sesuatu yang tidak enak dalam lubuk hatinya.

Namun, dia tidak tahu kenapa dia merasa seperti itu.

Grace menghirup napas dalam-dalam dan melanjutkan, “Ayah, Ibu, kalian juga tahu dengan jelas bagaimana sikapku terhadap Ethan selama delapan tahun ini. Tapi, bagaimana dengan dia? Bukan hanya dia tidak mencintaiku, dia juga menjalin hubungan dengan Lily sebelum mencabut pertunangan kami. Sekarang, demi menyelamatkan lily, dia bahkan ingin mengambil ginjalku. Aku tidak berani membayangkan, jika setelah menikah dengannya dan Lily ingin mengambil nyawaku, apakah Ethan akan ….”

Grace tidak bisa menyelesaikan kata-katanya.

Lily adalah anak dari paman pertama Grace.

Selama ini, seluruh perhatian Grace terfokus pada Ethan, sehingga dia hanya memiliki sedikit waktu untuk berkumpul bersama saudaranya di rumah.

Hubungan mereka pun menjadi semakin dingin seiring berjalannya waktu. Namun, enam bulan yang lalu, saat Lily didiagnosis mengalami gagal ginjal, Grace telah berusaha keras untuk membantu mencari donor yang sesuai.

Namun, apa hasil dari usahanya?

Alih-alih mendapat rasa terima kasih, mereka malah mengkhianatinya. Bahkan tanpa berdiskusi dengannya, mereka menginginkan Grace untuk menyumbangkan salah satu ginjalnya.

Mengapa mereka bisa begitu kejam, bahkan pada saudaranya sendiri?

Shirley menatap suaminya dan setelah berdiskusi sejenak, dia meraih tangan Grace dengan lembut dan berkata, “Anakku, ibu tahu kamu merasa situasinya tidak adil. Tapi, coba pikirkan. Dengan menyumbangkan satu ginjal, itu tidak akan berdampak buruk pada kesehatanmu, kamu juga bisa menyelamatkan adikmu. Selain itu, kamu akan menjadi istri Ethan. Itu akan membuat semua orang senang. Bukankah itu hal yang baik?”

Grace sontak merasa dingin di seluruh tubuhnya. “Ibu, apa maksudmu?” tanya Grace dengan heran.

Ethan telah mengkhianatinya. Kenapa dia masih harus mendukung hubungannya dengan orang lain?

Grace memandang Gary untuk mencari dukungannya.

Namun, Gary hanya melihat ke langit-langit sambil berkata, “Gracy, kamu sudah bukan anak kecil. Kesepakatan ini adil bagi kami, tolong jangan mempersulit masalah.”

“Kesepakatan ….” gumam Grace. Dia merasa lemah sejenak dan hampir jatuh, tetapi tangan Samuel yang cepat segera menopangnya.

Grace berusaha untuk berdiri tegak, matanya penuh dengan rasa sakit saat dia memandang kedua orangtuanya yang sangat menyayanginya sejak kecil.

Jika malam itu Ethan membangunkannya dengan tamparan, maka kata-kata orangtuanya hari ini seolah mendorongnya ke jurang yang dalam.

“Jadi bagi kalian, kebahagiaanku tidak penting. Yang penting adalah aku menikahinya dan membantu Keluarga Johnson kembali ke puncak, benarkah?”

Air mata mengalir deras, semua kekecewaan dan putus asa yang telah terpendam beberapa hari ini akhirnya meledak.

Setelah berteriak, Grace pergi meninggalkan rumah itu tanpa menoleh.

Dia sudah tidak tahan lagi.

Mengapa bahkan orangtuanya yang sangat mencintainya pun tidak bisa memahaminya?

Gary dan Shirley hendak mengejarnya, tetapi Samuel menghentikan mereka dengan tegas.

Wajahnya kehilangan kehangatan dan sikap santai yang biasanya terlihat.

“Pisau sudah menembus hatinya, kalian tidak perlu berpura-pura lagi.”

Perkataan Samuel yang tajam membuat Gary dan Shirley merasa tidak nyaman. “Apa hakmu menghentikan kami? Grace adalah putri kami.”

“Hebat, ternyata kamu masih mengingat kalau dia adalah putrimu,” balas Samuel dengan senyum sinis. “Mendengar perkataanmu tadi, aku kira dia adalah pelayan yang kamu beli.”

Setelah itu, Samuel mundur satu langkah, memandang rendah Gary dan Shirley. “Karena Grace sudah menjadi milikku, aku tidak akan membiarkan siapa pun melukainya, bahkan orangtuanya sendiri!”

Karisma yang dipancarkan Samuel membuat Gary dan Shirley terdiam selama beberapa detik. Kemudian, mereka tersadar kembali dan menyaksikan Samuel yang berjalan menjauh. “Siapa kamu sebenarnya? Berani-beraninya kamu menegur kami? Kalian harus segera bercerai! Kalau tidak, aku akan membuatmu tidak bisa tinggal di Kota Celesta lagi!” teriak Gary.

Namun, Samuel sudah keluar dari rumah Keluarga Johnson.

Dia sama sekali tidak peduli dengan cercaan Gary dan Shirley.

Sesampainya di luar rumah, pandangan Samuel tertuju pada seorang gadis yang terduduk di balik kemudi dengan bahu yang gemetar.

Langkah Samuel terhenti.

Dia membutuhkan seorang istri untuk menghindari masalah yang tidak perlu. Sekarang, tujuannya sudah tercapai dan dia ingin menjaga jarak.

Samuel membalikkan badannya. Dalam pikirannya, dia melihat mata si gadis yang penuh dengan kekesalan dan kesedihan yang mendalam.

Dengan ekspresi kesal, Samuel melangkah maju, kemudian berhenti lagi. Matanya menatap sosok yang rapuh itu sebelum dia bergerak menuju mobil. Dengan kasar, dia membuka pintu mobil dan mendorong Grace. Kemudian, Samuel berkata dengan nada yang tidak sabar, “Geser ke dalam.”

Grace, yang masih tenggelam dalam kesedihan, menatap Samuel dengan kaku. Sebelum Grace sempat merespons, tiba-tiba sepasang tangan yang kuat merangkul pinggangnya dengan erat.

Seketika, dunia terasa berputar dan Grace terjebak dalam pelukan hangat Samuel.

Rasa takut membuatnya lupa akan air mata yang hampir tumpah, matanya yang indah dan berkilau menatap Samuel dengan penuh kebingungan.

“Apa … Apa yang sedang kamu lakukan?”

Bukankah mereka telah sepakat untuk pura-pura menikah?
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Natalia Luis Naikofi
Orng tua gila harta knpa si Shirly aja yg bgi dia pu ginjal biar dia mati seorng ibu gk ada hati
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status