Share

Pemberontakan Sinta

“Ya Tuhan, Anin … kamu udah semontok ini sekarang? Mama kangen.” Riana menciumi pipi bocah gembul itu bertubi-tubi.

“Anin kangen enggak sama Mama? Anin enggak lupa sama Mama kan?”

Riana terus saja mengajak si bayi cantik itu berbicara.

Anin membalasnya dengan tertawa-tawa. Rupanya dia belum terlalu lupa dengan Riana. Terbukti wajah Anin terlihat suka cita, tawa dan celotehnya pun menimpali tiap Riana mengeluarkan ucapan. Bocah itu seperti larut dalam obrolan bersama Riana. Sesekali tangan mungil Anin menyentuh pipi Riana.

Sus Dian, yang berdiri di samping Riana dan Jagat tampak tersenyum-senyum. Dia agak merasa lucu, sebab Riana masih menyebutkan dirinya sendiri sebagai Mama kepada Anin. Ternyata setelah kasus kebohongan majikannya terbongkar, Riana tetap sayang kepada bayi Karisma dan Tyo itu.

Anin tetap mencengkeram leher Riana saat Jagat hendak mengambil alih tubuhnya yang montok itu. Anin tidak ingin lepas dari pelukan Riana. Bocah itu bahkan mengoceh dengan lengkingan tinggi, sea
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status