Share

21. Tega Kamu, Mas!

"Tapi apa sesuatu yang najis bisa dibuat obat, Buk?" Mira menatapku penuh tanya.

"Obat? Gak bisa dong, Nak. Darah haid kan kotor. Yang namanya kotor gak bisa buat obat," sahutku sembari tertawa pelan.

Aku merasa lucu dengan pertanyaan Mira. Bisa-bisanya dia memiliki pikiran demikian.

"Tapi kenapa Bapak memintanya untuk dijadikan obat, Buk. Memangnya Bapak sakit apa?" tanya Mira polos. Bola matanya berbinar menatapku.

Deg! Sontak aku mendelik kaget mendengar perkataan Mira.

"M-minta?" gumamku shock. Detak jantung seolah berhenti sesaat.

"Iya, Buk. Bapak sering minta pembalut bekasku buat obat katanya. Memangnya Bapak sakit apa, Buk? Apa sakit Bapak parah?"

Mira terus berkata dengan polosnya. Sementara aku, dunia seolah runtuh seketika. Lidahku kaku. Aku tak bisa berkata. Hendak menelan ludah pun terasa begitu sulit.

Rasanya detak jantung hendak berhenti saat itu juga. Aku menatap Mira dengan linangan air mata yang tiba-tiba saja menggenang. Aku memandangnya penuh sesal da
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status