Share

Keanehan Damar

"Damar? Kamu kok ada di sini. Liana mana? Terus Om Sahid?" ucapku mengabaikan seringainya. Ini Damar yang sama seperti yang beberapa menit lalu ketemu aku di sini kan? Aku sampai meragukan penglihatanku.

"Ada urusan katanya. Jadi dia pulang duluan."

Sontak, aku mengerutkan dahi. Kok Liana pulang nggak bilang aku? Aneh.

"Yang bener?" ucapku sambil meraih ponsel dalam tas. Namun, Damar yang sudah duduk di sebelahku merebutnya lalu mematikan panggilan yang sudah tersambung.

"Lo itu apa-apaan si, Mar! Kembaliin handphone gue."

"Duh, galak banget. Tapi nggak pa-pa deh. Kalau lagi marah gini jadi makin cantik."

What? Apa telingaku nggak salah denger. Aku yakin orang di hadapanku ini hanya meminjam raga Damar, sedangkan isinya fixed orang lain."

Aku masih menengadahkan telapak tangan. "Jangan bercanda, Mar. Cepet kembaliin!"

Meski berusaha bersikap biasa tapi jujur saja jantungku sudah melaju cepat. Terlebih Damar yang kian menempel padaku. Aku mencoba menjauh, dia ikut bergeser. Sampai akh
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status