Share

Perasaan Orang Tua

Tampak kedua mata Liana sudah mulai berkaca. Pasti dia sedih setelah mengetahui kalau lelaki yang dicintainya lebih sering menyebut namaku. Bukan namanya. Kupeluk bahunya semakin erat dan mendekatkannya ke dadaku.

"Bu, itu kan dulu. Sekarang calon istriku itu ya Liana, gadis cantik di depan Ibu itu. Mulai detik ini hanya nama Liana yang akan kusebut-sebut," ujar Damar sambil melihat ke arah Liana. Tak lupa senyum hangat ikut meluncur beriring dengan sorot mata penuh cintanya ke Liana.

Sontak, aku bernapas lega. Aku bisa melihat ketulusan di mata seniorku itu. Liana pun melengkungkan kedua sudut bibirnya ke atas.

"Baiklah untuk mempersingkat waktu, saya akan langsung menyatakan maksud kedatangan kami ke rumah ini. Kami bermaksud ingin melamar nak Liana untuk jadi menantu kami. Kami harap maksud baik kami bisa diterima dengan baik oleh Bapak Ibu, dan juga Nak Liana," ucap ayahanda Damar.

Jujur, agak aneh saat kami disebut bapak ibu oleh bapak dari Damar tadi, toh usia putranya lebih t
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status