Share

Pernikahan Liana

Seketika tubuhku gemetar. Bahkan, tanganku mendadak lemas dan tak mampu menahan berat ponsel.

"Bu, Ibu nggak pa-pa? Kok wajahnya pucat gitu?" ucap Liana seraya mengambil ponselku dari atas sofa. "Siapa sih yang nelepon?" Sayangnya, layar ponselku mati hingga Liana tidak bisa melihat nomor yang sedang meneleponku.

Sontak, aku memutar tubuh menghadap Liana. "Kak, tadi itu Andra yang nelepon. Dia bilang...." Sebuah tarikan napas kumunculkan di antara kalimatku. "Rajata kangen ibu. Setelahnya panggilan terputus."

"Loh, kok gitu. Maksud dia apa?"

Aku menggeleng pelan. "Coba kakak telpon dia lagi." Liana mengambil ponsel dari dalam sakunya lalu meletakkan ponselnya di telinga. Beberapa saat kemudian ia bicara dengan seseorang yang sepertinya Andra.

"Hallo, Ndra." Liana berucap kesal. "Tadi maksud lo nelpon nyokap gue mau ngapain? Pake nyebut-nyebut nama almarhum Rajata, adek gue?" Putriku itu kemudian menjauhkan ponsel dari telinga dan membesarkan volume telepon selularnya.

"Kak, Kak Lili
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status