Share

46 Keadilan Mulai Berbicara

Saat mobil memasuki halaman rumah, aku gegas masuk ke dalam dengan empat kotak nasi padang di tangan, tujuan utama ya untuk mencari Luna.

Dan ternyata, wanita kesayangan sedang duduk di sofa ruang tamu dalam posisi membelakangi.

"Sayang! Nih, nasi padangnya" sapaku.

Mendengar suaraku, Luna langsung menoleh dengan wajah yang sulit diartikan. Marahkah seban aku terlambat? Tapi, itu bukan raut wajah sedang marah melainkan takut.

Ya, Luna seperti tengah ketakukan. Membuatku untuk berjalan tergesa menghampirinya.

"Sayang, why?"

"Mas, tolong jangan tuntut Tiara!" ujarnya panik saatku sudah duduk di sampingnya.

"Apa? Jangan menuntut Tiara? Mas susah payah mencari cara untuk menjebloskannya dalam penjara. Dan kamu bilang untuk jangan menuntutnya?"

"Please, Mas!" Istriku memohon dengan mata berkaca-kaca.

Kenapa? Sepertinya ada yang tidak beres.

Seketika mataku beralih pada ponsel yang digenggamnya dengan erat.

"Siniin ponselnya!"

"Un–tuk apa?"

Aku menarik ponsel dari genggaman Luna denga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status