Share

Ragu

Langkah kami terhenti. Sejenak pandangan kami bertemu. Tampak jelas di sana, bibir Nisa sedikit bergetar seolah hal yang akan dia katakan penuh kesakitan.

“Enggak kok, aku akan tetap di sini.” Istriku tersenyum canggung, meski aku kurang peka, tapi jangan berbohong di depanku juga. Pasti ada sesuatu yang sedang disembunyikan.

“Sudahlah ayo pergi! Seharusnya akan lebih baik kalau kita pergi ke sini saat malam jadi bisa menyaksikan pertunjukan air mancurnya.” Nisa malah mengalihkan topik pembicaraan kami. Kini dia bersiap melangkah pergi. Kutarik lengannya lalu menenggelamkan tubuh kurus itu dalam pelukan. Bobotnya banyak berkurang setelah aku memintanya untuk berbagi suami.

“Malu Bang, dilihat orang.”

“Aku enggak peduli Sa, jangan pergi. Kemarin aku hampir saja kehilanganmu, kamu membuatku takut.”

“Bang jangan begini, lepaskan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status