Share

Bab 38

"Nggak usah banyak bicara, Nia! Kalau kamu masih mau bertemu dengan anakmu, aku tunggu kamu sekarang juga di rumah ibuku."

Klik. Tut ... Tut ... Tut.

Panggilan telepon ia putuskan secara sepihak begitu saja.

Tanganku yang tengah menggenggam ponsel, bergetar cukup hebat. Astagfirullah, kenapa Indah bisa bersama Bang Arman? Lalu ke mana Mas Darmo dan Mbak Yuli? Kenapa mereka tidak mengabariku tentang hilangnya Indah? Tidak mungkin mereka tidak mengetahuinya.

"Ada apa Kania? Kenapa wajahmu begitu pucat? Apa yang sudah Arman katakan?" tanya Mas Abi. Raut wajahnya ikut menyimpan perasaan risau. Mungkin karena melihat wajahku yang pucat pasi.

"Indah, Mas, Indah ...," ceracauku panik. Tanpa sadar tanganku sudah menggenggam lengan Mas Abi, kemudian mengguncang-guncangkannya.

"Kamu terangkan dulu diri kamu, Kania. Jelaskan pelan-pelan. Ada apa dengan Indah?"

"Indah diculik, Mas," ucapku dengan suara gemetar. Saat ini aku benar-benar panik. Walaupun Indah sedang berada dengan ayah kandungnya,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status