Share

Bab 20 Sedikit Emosi

Namun, beruntung dokter mengatakan bahwa dia baik-baik saja dan dalam keadaan sehat. Asupan nutrisi juga terpenuhi.

Bu Sarah dan Pak Alif sempat datang untuk memastikan keadaan, begitu pula dengan Pak Hermawan dan Bu Riska.

Tak ada sorot bersalah yang digambarkan Ibu kandung Naya itu bahkan setelah apa yang dia lakukan selama ini.

Sementara sang suami, Pak Hermawan, besar kemungkinan sampai detik ini lelaki paruh baya itu masih belum tahu setatusku setelah dua puluh lima tahun berlalu.

Kalaupun tahu kuyakin semua tak ajan berakhir seperti ini.

"Sudah, baring saja! Kamu masih sakit!"

Kurasakan tangan besar menahanku bangkit dari posisi berbaring. Sejak kejadian itu, dia memang menjadi lebih perhatian dan siap siaga menemani.

Pagi malam mengurusi. Terlepas dari itu kewajibannya kurasa dia memang benar-benar bersalah karena sempat mengumpankanku ke kandang macan.

"Pengen pipis." Ucapku.

"Oh, eh.... Mau dituntun" tanyanya kikuk.

"Boleh."

Untuk beberapa saat aku memperhatikannya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status