Pukul delapan malam, Tantri sedang berdandan cantik di depan cermin. Wanita yang memiliki tubuh langsing itu nampak bahagia karena dia sudah membuat Angga takluk kembali kepadanya.“Hahah... Ternyata gampang ya membuat kamu jatuh hati lagi kepadaku, dan bodohnya kamu malah lebih percaya kepada foto editan ini.” ujar Tantri seraya menatap foto vulgar di tangannya.Rupanya sikap Angga yang berubah terhadap Fitri adalah ulahnya yang memperlihatkan foto Fitri yang tengah tidur di kamar hotel bersama dengan pria lain.Yang lebih parahnya lagi, Angga tidak mencari tahu dulu tentang kebenaran yang terdapat di dalam foto tersebut. Ia malah langsung percaya begitu saja, dan di tambah lagi dengan kepergian Fitri yang tiba-tiba, yang membuat Angga semakin yakin dengan kebenaran foto itu.“Udah cantik, waktunya berangkat ke rumah ayank.” ucap Tantri yang bergaya berlenggak-lenggok di depan cermin.°Sementara itu, pria yang bertubuh kekar itu sedang merasakan emosi yang hampir saja meledak. Enta
Praaaay!!Ketika Fitri akan menyendok nasi, piring yang ia pegang tiba-tiba saja terjatuh, perasaannya mulai tidak enak dan pikirannya selalu saja tertuju pada Angga.“Nak, kamu tidak apa-apa? Apa tangan kamu terluka, Sayang?” tanya Bu Sinta.“Tidak, Mah. Hanya saja perasaanku tidak enak,” ucap Fitri seraya mengusap dadanya.‘Ya Allah, ada apa ini? Kenapa perasaanku tidak enak dan pikiranku selalu tertuju kepada Mas Angga?’ batin Fitri.“ Ya sudah kalau begitu ayo makan lagi.” titah Bu Sinta.Wanita cantik itu pun melanjutkan makannya. Satu sendok, dua sendok dan ketiganya, ia sudah tidak bisa memaksakan mengunyah makanan yang masuk ke mulutnya.Baru kali ini ia merasakan kekhawatiran yang berlebih, biasanya saat ia di tinggalkan ke luar kota oleh Angga untuk bertugas Fitri tidak pernah merasakan kecemasan seperti ini.‘Astagfirullah, kenapa perasaanku semakin tidak enak?’ gumam Fitri.Bu Sinta sedari tadi memperhatikan Fitri yang merasa gelisah, ia tau jika saat ini putrinya sedang m
“Ap—apa yang sudah terjadi? Ini tidak mungkin!” ucap Angga.Angga mencoba mengingat-ingat kembali apa yang telah terjadi kepadanya, yang ia ingat hanyalah ketika Tantri membuatkan minuman lalu ia meneguk minuman itu hingga tandas dan setelah itu Angga tidak ingat apa-apa lagi.Kemudian ia melirik ke arah wanita yang masih terlelap dalam tidurnya, terlihat tenang dan tidak ada beban sama sekali yang nampak di wajahnya.“Tan, Tantri bangun.” ucap Angga seraya menepuk-nepuk pipi Tantri agar ia terbangun.Wanita itu hanya menggeliat dan berpindah posisi, Angga mulai menyesali perbuatannya yang telah mengizinkan Tantri untuk datang berkunjung ke rumah saat semua keluarganya tidak ada.“Tantri bangun!” teriak Angga yang kesal, karena sejak dari tadi ia membangunkannya namun tidak ada respons.“Aduh... Berisik, ada apa?” tanya Tantri tanpa dosa.“Apa yang telah kamu lakukan kepada aku, Tan?” pekik Angga.Wanita cantik itu membuka matanya dengan lebar, ia teringat dengan aktivitas yang semala
Praaaayy!!Tepat sasaran, pas bunga yang terbuat dari tanah liat itu pecah mengenai kepala Tantri, Fitri yang sudah lama menahan kesakitannya akibat perlakuan dari keluarga sang suami kini harus menerima kenyataan yang lebih pahit di depan matanya.Bagaikan tersayat pisau yang sangat tajam, semua pengorbanan dan kesabarannya hanya di anggap angin lalu.Suami yang terkenal dengan sikap yang baik, ramah serta ketulusan hatinya kini semuanya telah terbongkar di depan mata tanpa harus di selidiki.Tadinya Fitri berencana ingin memperkenalkan Angga kepada orang tua kandungnya yaitu Pak Rahardi, yang memiliki perusahaan hotel bintang lima di beberapa wilayah. Akan tetapi, ia urungkan setelah melihat sikap asli dari suaminya.Lelaki itu hanya mengetahui bahwa orang tua yang selama ini ia kenal adalah hanya orang tua angkat Fitri, jika Angga dan keluarganya mengetahui bahwa Fitri adalah anak orang kaya bisa jadi Fitri akan sulit untuk terlepas dari keluarga yang terkenal akan gila harta itu.
“Aku mohon jangan lakukan itu, Mas.” Ucap Fitri yang mengiba.Namun, permohonannya itu hanya di anggap angin lalu. Dengan teganya Angga menjatuhkan talak detik itu juga kepada istrinya.“Fitriani, mulai hari ini aku talak kamu. Kamu sudah bukan istriku lagi, maka haram bagiku untuk menyentuhmu!” ucap Angga dengan lantang.Duaaaarr!!Seperti ada batu besar yang menghantam relung hatinya, lututnya mendadak lemas ketika ia mendengar sang suami dengan teganya menjatuhkan talak kepada dirinya.Wanita cantik itu tidak menyangka, kenapa suaminya lebih memilih percaya dengan selembar foto yang belum tau kebenarannya.Sakit yang ia rasa sudah tidak tergambarkan lagi, awalnya ia mengira jika kedatangan suaminya akan membawanya ke ranah kehidupan yang bahagia. Akan tetapi, dugaannya salah besar. Justru Angga malah menciptakan luka yang sangat mendalam dan tidak bisa terlupakan.“Mas... Kamu menalak Ak—aku?” dengan bibir yang bergetar Fitri mencoba bertanya untuk memastikan jika Angga tidak seriu
"Fitri! kamu dimana, Fitri?" terdengar suara teriakan dari ibu mertua yang memanggil nama Fitri."Ya, Mah. Sebentar," Fitri yang sedang beristirahat pun langsung bangun menghampiri mertuanya."Kamu itu di panggil dari tadi kenapa diem aja?"ucap Bu Dinar sambil melipat kedua tangannya"Maaf Bu, Fitri tadi ke tiduran." jawab Fitri sambil menundukkan kepala, karena dia takut oleh bentakan yang Ibu mertuanya ucapkan.Bu Dinar pun berjalan ke hadapan Fitri yang sedang berdiri."Kamu lihat mie instan punya Ibu? Kemarin sore Ibu baru membelinya dari warung, belum ibu masak. Tapi sekarang udah gak ada." Ucap Bu Dinar, sambil melihat Fitri dengan sorot mata yang sangat tajam."Maksud ibu?" tanya Fitri yang tidak mengerti dengan ucapannya Ibu mertuanya."Gak usah berlaga gak tau deh, kamu Fit. Kamu pasti sudah memasak dan memakannya,iya kan?" tuduh Bu Dinar kepada Fitri, dengan cepat, Fitri pun menggelengkan kepalanya, Karena memang bukan dia yang mengambil mie tersebut ."Enggak Bu, bukan Fitr
Lima menit kemudian, semua masakan telah terhidang rapi di meja makan. Wanita yang memiliki iris mata coklat itu langsung memanggil Ibu mertuanya dan juga adik iparnya.Terlihat Bu Dinar dan juga Kiran sedang duduk santai di sebuah kursi yang ada di taman belakang.“Bu, makanannya sudah siap.” ujar Fitri.“Lama banget sih! Kamu tau gak, kita itu sudah kelaparan dari tadi!” ketus Kirana.Dengan angkuhnya Kiran berjalan sambil mendorong tubuh Fitri, Fitri yang tidak siap mendapatkan dorongan dari Kiran, langsung terjatuh ke tanah.Bukannya minta maaf dan membantu, namun justru Kiran dan Bu Dinar malah menertawakan Fitri.“Yah, cuma segitu doang sudah jatuh. Letoy banget sih, jadi orang!” hina Kiran.Dosa apa yang Fitri buat, sehingga harus mendapatkan Merua dan adik ipar seperti mereka.Tanpa memedulikan Fitri yang sedang merintih kesakitan, Kiran terus saja berjalan sambil tertawa.Gadis baru menginjak umur 20 tahun itu merasa puas, sudah memberi pelajaran kepada kakak iparnya.Ternyat
“Astagfirullah, Ya Allah.” Fitri terus saja beristigfar untuk s’lalu menguatkan hatinya.Kirana yang baru saja mengantarkan Dokter Fida, menghampiri sang Ibu yang sedang menatap bingung ke arah meja makan yang masih berserakan.“Bu, Ibu kenapa?”“Ini Loh, siapa yang akan merapikan ini semua?” ujar Bu Dinar sambil menunjuk ke arah piring-piring kotor yang masih belum di bereskan.“Ibu enggak lagi menyuruh aku kan?”“Terus...kalau bukan kita yang membereskan ini, siapa lagi?”Kiran menatap malas ke semua piring-piring kotor itu, alasan Kiran tidak mau mencuci piring karena, dia takut jika tangannya akan berubah menjadi kasar, apalagi kemarin sore ia baru saja melakukan manikur.“Ya... Tunggu Mbak Fitri saja, yang bereskan? Pokoknya aku enggak mau titik!” tolak Kiran. Wanita yang s’lalu memakai pakaian yang kurang bahan itu pergi meninggalkan Bu Dinar yang sedang kebingungan.**Di luar kota, tiba-tiba saja hati Angga merasa tidak enak. Tidak seperti biasanya, Angga s’lalu teringat den