Share

episode 3

“Astagfirullah, Ya Allah.” Fitri terus saja beristigfar untuk s’lalu menguatkan hatinya.

Kirana yang baru saja mengantarkan Dokter Fida, menghampiri sang Ibu yang sedang menatap bingung ke arah meja makan yang masih berserakan.

“Bu, Ibu kenapa?”

“Ini Loh, siapa yang akan merapikan ini semua?” ujar Bu Dinar sambil menunjuk ke arah piring-piring kotor yang masih belum di bereskan.

“Ibu enggak lagi menyuruh aku kan?”

“Terus...kalau bukan kita yang membereskan ini, siapa lagi?”

Kiran menatap malas ke semua piring-piring kotor itu, alasan Kiran tidak mau mencuci piring karena, dia takut jika tangannya akan berubah menjadi kasar, apalagi kemarin sore ia baru saja melakukan manikur.

“Ya... Tunggu Mbak Fitri saja, yang bereskan? Pokoknya aku enggak mau titik!” tolak Kiran.

Wanita yang s’lalu memakai pakaian yang kurang bahan itu pergi meninggalkan Bu Dinar yang sedang kebingungan.

*

*

Di luar kota, tiba-tiba saja hati Angga merasa tidak enak. Tidak seperti biasanya, Angga s’lalu teringat dengan Fitri yang berada di rumah.

“Kenapa tiba-tiba aku terus ke pikiran Fitri, tumben sekali biasanya tidak seperti ini.”gumam Angga yang sedang merapikan semua pakaiannya, karena besok pagi ia harus berangkat ke bandara.

Pria tampan yang memiliki tubuh tegap itu mengambil ponsel yang ada di atas meja, ia ingin menghubungi istrinya. Akan tetapi, nomor yang ia hubungi tidak dapat di hubungi.

“Kok, tumben ponselnya tidak dapat di hubungi.”

Angga semakin khawatir, ia takut jika terjadi sesuatu pada sang istri.

Di tempat lain, Fitri terbangun dari tidurnya. Ia melirik jam yang ada di atas nakas sudah menunjukkan pukul delapan malam, ia terlonjak ketika teringat jika ia belum memasak untuk makan malam.

“Astaghfirullah, bagaimana ini? Kenapa aku bisa ke tiduran? Ibu pasti marah jika aku telat menyiapkan makan malam.” Ujar Fitri yang segera bangun dari tempat tidurnya.

Meskipun tubuhnya masih lemah, namun, ia berusaha untuk kuat.

“Bagaimana istirahatnya cantik, enak?” tanya Kiran yang melihat Fitri turun dari lantai atas.

“Ma—maaf, aku ketiduran.” Hanya itu yang Fitri ucapkan. Karena memang benar ia merasa mengantuk setelah meminum obat yang di berikan oleh Dokter Fida.

“Iya, enggak apa-apa. Terus bagaimana keadaan kamu, apa sudah sembuh?” tanya Kiran lagi.

Melihat sikap Kiran yang seperti itu, menjadi sebuah tanda tanya besar bagi Fitri. Ia merasa aneh kepada adik iparnya tersebut, baru saja siang tadi dia mendorong tubuhnya. Terus sekarang sikapnya malah berubah 180° menjadi baik.

“Kok, Kiran sekarang malah baik sama aku? Pasti ada sesuatu yang membuatnya berubah seperti ini.”

“Loh, kok, malah bengong. Bagaimana, Mbak. Apa sudah sembuh?” tanya Kiran lagi.

Fitri yang sedang asyik memikirkan perubahan Kiran tiba-tiba terkejut, mendengar suara Kiran yang sedikit keras.

“Ah em... Iya aku sudah sembuh kok,” jawab Fitri yang tergagap.

“Alhamdulillah, kalau begitu cepat Mbak cuci piring bekas makan siang tadi! Aku lapar mau makan, tapi enggak ada piring bersih.”

Jleb!

Benar dugaan Fitri, jika ia baik karena ada maunya.

“Kamu kan bisa sendiri, Kiran. Badan Mbak masih lemas.” Imbuh Fitri.

“Jangan kebanyakan alasan deh! Tadi katanya sudah sembuh,” ujar Kiran.

“Tapi...” ucapan Fitri terpotong dengan Kiran yang mendorong tubuhnya.

“Kalau aku bilang buruan, ya buruan!” sentak Kiran.

Entah julukan apa yang pantas untuk Kiran saat ini, gadis itu benar-benar tega. Ia tidak pernah merasa kasihan terhadap kakak iparnya yang sedang sakit itu.

Dengan badan yang masih lemas, Fitri berjalan ke dapur dan benar saja, saat ia sampai terlihat piring-piring kotor yang masih menumpuk di wastafel.

“Aku kira dengan aku sakit seperti ini, Ibu dan Kiran akan berubah menjadi baik walaupun hanya sesaat. Tapi dugaanku salah,” gumam Fitri yang mulai menyabuni piring satu persatu.

Fitri sempat menduga, jika dia sakit Ibu mertuanya akan terlihat baik dan mau membantu membereskan pekerjaan rumah. Akan tetapi, itu hanya sebuah khayalan semata.

Tidak terasa akhirnya semua piring-piring kotor itu telah di cuci bersih oleh Fitri, ia teringat jika sejak tadi perutnya belum terisi apa pun.

Tari mencoba membuka lemari pendingin, ia berharap ada makanan yang bisa ia makan untuk mengganjal perutnya.

“Alhamdulillah, ada roti.”

Mata Fitri terlihat berbinar, ia menemukan roti seperti menemukan berlian yang ada di dalam lemari pendingin, dan tidak henti-hentinya ia mengucapkan syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT.

Tidak menunggu waktu lama, wanita yang memiliki mata sayu itu segera memakan roti tersebut dengan lahap.

Setelah merasa perutnya sudah kenyang, barulah Fitri memanggil Kiran.

“Kiran piringnya sudah bersih,” ujar Fitri yang akan melangkah naik ke atas untuk beristirahat kembali.

“Hanya piringnya saja? Makanannya mana?” tanya Kiran yang memang tidak tahu diri.

“Tadi kamu hanya menyuruh Mbak untuk mencuci piring kan? Ya sudah, Mbak sudah menyelesaikan tugasnya.” Jawab Fitri yang sedikit tegas.

Mendengar jawaban Fitri yang membantah ucapannya, Kiran pun berdiri dan menghampiri Fitri.

“Rupanya kamu sudah berani menjawab seperti itu, Mbak!” pekik Kiran dengan suara cemprengnya.

Sebenarnya Fitri itu tidak takut untuk membantah semua perintah mereka namun, Fitri hanya menghargai mereka sebagai orang tua dan adik dari suaminya.

“Maaf Kiran, untuk kali ini Mbak tidak bisa menuruti perintah kamu. Badan Mbak lagi kurang sehat,” imbuh Fitri.

Terlihat ada kilatan amarah dari dalam diri Kiran, saat Fitri hendak melangkah, tiba-tiba Kiran menarik rambut indah milik Fitri dan ia pun terjengkang ke belakang.

“auh!” pekik Fitri.

Melihat Kaka iparnya yang merintih kesakitan, ia malah terkekeh seperti halnya sedang melihat adegan yang sangat lucu.

“Rasakan! Sakit kan?” ejek Kiran.

Karena badannya yang masih lemah, Fitri pun tidak bisa melawan adik iparnya yang lucnut itu. Ia hanya bisa menangis dan berdoa semoga Allah menolongnya.

Tanpa mereka sadari, ternyata ada seseorang yang datang. Seseorang itu mengepalkan tangan ketika melihat Fitri yang sedang di perlakukan seperti itu.

“Kirana!” ucap seseorang dengan suara baritonnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status