Share

Ku Balas Hinaan Mertua Dan Iparku Dengan Dolar
Ku Balas Hinaan Mertua Dan Iparku Dengan Dolar
Penulis: RUKMINI

episode 1

"Fitri! kamu dimana, Fitri?" terdengar suara teriakan dari ibu mertua yang memanggil nama Fitri.

"Ya, Mah. Sebentar," Fitri yang sedang beristirahat pun langsung bangun menghampiri mertuanya.

"Kamu itu di panggil dari tadi kenapa diem aja?"ucap Bu Dinar sambil melipat kedua tangannya

"Maaf Bu, Fitri tadi ke tiduran." jawab Fitri sambil menundukkan kepala, karena dia takut oleh bentakan yang Ibu mertuanya ucapkan.

Bu Dinar pun berjalan ke hadapan Fitri yang sedang berdiri.

"Kamu lihat mie instan punya Ibu? Kemarin sore Ibu baru membelinya dari warung, belum ibu masak. Tapi sekarang udah gak ada." Ucap Bu Dinar, sambil melihat Fitri dengan sorot mata yang sangat tajam.

"Maksud ibu?" tanya Fitri yang tidak mengerti dengan ucapannya Ibu mertuanya.

"Gak usah berlaga gak tau deh, kamu Fit. Kamu pasti sudah memasak dan memakannya,iya kan?" tuduh Bu Dinar kepada Fitri, dengan cepat, Fitri pun menggelengkan kepalanya, Karena memang bukan dia yang mengambil mie tersebut .

"Enggak Bu, bukan Fitri yang mengambil mie instan ibu, tetapi Kirana Bu." Jawab Fitri dengan sedikit agak lantang, karena dia tidak mau selalu di salahkan.

Tepat setelah Fitri berkata Kirana muncul dari arah pintu kamarnya, sambil membawa semangkuk mie instan yang sudah matang, dan siap untuk di makan. Fitri pun melangkah menuju Kirana dan langsung bertanya soal mie instan tersebut.

"Kiran kamu ya, yang sudah mengambil dan memasak mie instan ibu?" Tanya Fitri to the point, karena dia bukan tipe orang yang suka berbasa-basi.

"Sembarang kamu ya kalo ngomong! ini mie instan baru aku beli tadi pagi." Pekik Kirana tidak terima atas tuduhan Fitri.

"Kapan? Kapan kamu membelinya Kiran, setau Mbak, sedari tadi Mbak gak lihat tuh kamu pergi ke warung." jelas Fitri yang tidak melihat Kirana keluar kamar.

Akhirnya Kirana naik pitam, dia berjalan ke hadapan Fitri, dan mengangkat sebuah gelas yang berisi air. lalu Kirana menyiramkannya tepat ke wajah Fitri

Byurr!!!

"Kamu lupa mbak! kalo saya ini orang kaya, jadi kalau cuma buat membeli satu bungkus mie instan aja, aku sangat-sangat sanggup!" dengan sombongnya Kiran berujar seperti itu di hadapan Fitri.

"Beda sama mbak, yang hanya orang miskin lalu di pungut, di jadikan Ratu oleh masku!" hina Karin, seketika Fitri pun tidak mau menjawab hinaan dari adik iparnya itu, bukan karena dia takut sama Kirana, melainkan Fitri tidak mau mendengar penghinaan yang keluar dari mulut Kirana yang ke sekian kalinya.

"Diem kan kamu mbak, jadi jangan seenaknya kalau mau menuduh orang!"

Kemudian Kirana pergi memasuki kamarnya lagi.

Fitri berdiri mematung, bahwa dia tidak percaya kalau adik iparnya tega, memperlakukan dia sekejam itu.

"Cepat kamu masuk ke kamar, ganti baju! dan ingat, saya tidak suka melihat kamu menuduh Kirana seperti itu lagi." ujar Bu Dinar dia melangkah pergi sambil menyenggol bahu Fitri, sehingga Fitri pun sedikit terhuyung.

Dan akhirnya, benteng pertahanan yang dia tahan sedari tadi pun roboh. Fitri menangis sambil berjalan menuju kamarnya, setelah sampai di kamar dia tidak langsung berganti baju, melainkan dia menatap sebuah foto yang selalu dia bawa ke mana pun.

"Bu Fitri rindu." ucap Fitri sambil memeluk foto ibundanya tercinta.

Kring!! Kring

Telepon pun berbunyi dan menunjukkan nama si penelpon tersebut, betapa bahagianya Fitri melihat nama yang ada dalam panggilan itu ternyata suaminya, yang sedang bertugas di luar kota.

"Hallo assalamualaikum Mas." Ucap Fitri dengan antusias

"Wa'alaikum salam, apa kabar kamu sayang?" Ucap Angga di sebrang sana

"Alhamdulillah, kabarku baik Mas. Mas kapan pulang? Aku rindu," ungkap Fitri sambil menangis menahan sesak di dada, karena teringat perilaku mertua dan adik iparnya tadi.

"Alhamdulillah besok pagi, Mas akan pulang sayang, Mas sudah membeli tiket pesawat dan jadwal penerbangannya besok pagi, kamu yang sabar ya?" sikap seperti itu yang membuat Fitri merasa nyaman, merasa di sayangi dan tidak melihat dari mana dia berasal.

"Iya mas".

Angga adalah sosok suami yang sangat penyayang,berbeda sekali dengan adik dan ibunya. Di mana ibu dan adik iparnya selalu merendahkan dan menghina Fitri, tapi Angga ini tidak mempermasalahkan status Fitri yang terbilang orang yang tidak mampu.

Angga selalu memprioritaskan Fitri dan menjadikan dia seperti Ratu.

Sedang asyik bertelepon dengan sang suami, Fitri di kejutkan oleh gedoran pintu yang sedikit memekakkan telinga.

tok!!tok!!tok

"Udah dulu ya mas kayaknya aku di panggil sama ibu".

"Oh ya udah kalau begitu, tunggu aku besok pagi ya, Sayang."

"Iya mas, assalamualaikum?" Ucap Fitri sambil mematikan telepon

"Wa'alaikum salam"

Setelah selesai menutup panggilan tersebut, Fitri pun berjalan sambil mengusap air mata yang jatuh di pipinya, dia langsung membukakan pintu.

"Lama banget sih! cuma buka pintu doang." ucap Kirana yang sedikit sewot.

"Ada apa?" Tanya Fitri

"Pake nanya lagi, lihat tuh jam berapa? Waktunya kamu bikin makan siang lah." ketus Kirana.

"Kamu kan punya tangan, kenapa harus aku?"

Dengan sedikit keberanian, Fitri membantah perkataan Kirana.

"Sudah berani ya kamu, ngejawab seperti itu." ujar Bu Dinar yang tiba-tiba muncul dari bawah, kebetulan kamar Fitri dan suami memang berada di lantai dua.

"Iya Bu, Fitri buatkan." imbuh Fitri yang selalu mengalah.

"Cepat mbak, aku udah laper nih."

Fitri pun berjalan menuju dapur, dan segera memasak. Menu makan siang hari ini tumis kangkung dan ayam kecap, dengan lihainya Fitri menumis dan membumbui masakannya.

"Tuh, kan. apa aku bilang Mbak, kamu memang cocok jadi pembantu dari pada jadi istri Masku." Tidak ada angin tidak ada hujan, tiba-tiba Kirana datang seperti jelangkung.

"Semua istri itu, memang harus pandai memasak Kiran, biar bisa menyenangkan hati suami." tegas Fitri.

"Itu berlaku untuk mbak ya, kalau aku kan banyak duit. ya, nyewa pembantu lah." Jawab Kirana mulai terpancing emosi

"Kalu nyewa pembantu itu pemborosan namanya, iya kalau pembantu masakannya enak kalau enggak? Cuma buang-buang duit aja." Ucap Fitri yang mulia berani kepada Kirana.

"Terserah mbak aja, pokoknya aku tetap gak mau, kalau nanti aku punya suami terus aku yang masak, bisa-bisa tangan aku jadi rusak," jawab Kirana sambil berlalu pergi

Sementara Fitri hanya tersenyum melihat tingkah adik iparnya itu, sempat tidak habis pikir dengan didikan yang Ibu mertuanya berikan kepada Kirana. Sampai-sampai melihat orang yang lihai memasak, di katakan cocok sebagai pembantu.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status