Share

lelaki tua itu, suaminya?

“Mas Ahmad, bisa kita bicara sebentar?” tanya Minah.

“Nggak, ada sebentar sebentar. Jangankan sebentar, lama juga nggak boleh. Kamu ini udah aku kasih warning, jangan dekat dekat dengan suamiku. Apalagi ..”

“Minah!” panggil Ibu dari depan.

Aku menatap tajam wajah Minah, lalu membiarkan dia keluar dari dapur. Ibu tampak kembali dan menatap tajam padaku.

“Kamu nggak izinkan Minah ngomong sama Ahmad, Nina? Dia itu mau pamitan.”

“Pamitan? Udah akur lagi sama suaminya?” tanyaku senang.

“Halah! Udah, kamu ke depan, Mad. Minah udah dijemput keluarganya. Ayamnya udah mateng belum?” tanya Ibu.

“Udah, tuh!” Aku menunjuk ayam semur yang tadi dimasak.

“Kok dimasak kecap? Digoreng, Nina. Allahu, kalau di semur basi kalau buat besok.”

“Tinggal di angetin aja sih, memangnya mau buat siapa?”

“Buat keluarga MInah. Kamu ini bikin malu saja! Ya sudah, kamu tempatkan di wadah kotak yang punya kamu itu, bawa ke depan.”

“Yang tupperware itu, Bu? Nggak boleh. Itu Nina dapat dari kado teman pas nikahan Nina.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
widati rahayu
terlalu banyak typo
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status