Share

Jasuke(Janda Suarakan Kebebasan)

"Bu, Tahu masak dua."

"Dua? Dimakan sini?"

"Iya, Bu."

"Duh, nggak salah, Mbak Nin?"

"Enggak, Bu. Mode laper belum sarapan, sudah harus kenyang makan kenyataan. Jadinya selera makan awut awutan," jawabku membuat Bu Hartati terkekeh.

"Mbak Nin ini, bisa aja. Pedes nggak nih?"

"Nggak usah, Bu. Nanti bukanya kenyang malah mencret. Juga minumnya yang anget ya, Mbak. Soalnya kalau dingin, cuma mertuaku."

Lagi lagi mbak Hartati tertawa. Entah apa yang lucu, tapi yang jelas aku sedang dongkol. Rasanya malah sekali aku pulang ke rumah karena harus bertemu dengan ibu dan yang lain. Jika biasanya aku bersemangat karena ada mas Ahmad di rumah tetapi kali ini aku sedang kesal kepadanya sehingga rasanya pulang ke rumah pun kaki terasa tidak berdaya.

"Kenapa toh mbak Nin, mukanya kusut amat?" tanya Bu Hartati.

"Biasa, Bu, belum beli Kispray. Jadi masih kusut," jawabku asal.

"Loh? Itu muka atau gosokan baju," kekehnya. "Saya tanya serius Mbak Nina jawabnya selalu saja bikin saya sakit perut."

"Habis
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status