Share

Bab 149

"Jadi dosen tamu?"

Fera mengangguk. Ia memang telah mengajar di kampus tempat kami dulu menuntut ilmu.

Kini ia menyerahkan selembar undangan padaku. Seminggu lagi tanggal yang tertera di sana.

"Ilmu jangan disimpan sendiri. Bagi-bagi sama anak-anak kenapa?"

Menjadi guru dan berbicara di depan puluhan murid dewasa, masih menjadi momok bagiku.

Aku lebih senang di balik layar, seperti selama ini. Mau bikin desain sebanyak apa juga aku sanggup. Tapi kalau di depan orang banyak, nanti dulu.

"Nanti aku pikirkan lagi. Makasih undangannya, ya, Fera."

"Ayolah, berhenti mengurung diri, Mbak Husna. Kami menunggumu."

Ia masih belum bosan membujukku, sejak kami lulus kuliah, sampai sekarang.

Ini bukan undangan yang pertama ia ajukan.

"Tak semua orang punya kemampuan seperti yang kamu punya. Pikirkan lagi, ya?"

Ia memegang lenganku, sebagai wujud kesungguhan. Aku menghela napas panjang sebelum k
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status