Share

Bab 44 Rencana Busuk

"Lagian, istrimu itu kemana sih? Udah siang gini kok belum pulang!" gerutu Ibu lagi.

Mungkin mereka tak ada yang tau jika aku sudah pulang. Karena suara sepeda motorku tak terdengar. Ternyata, dibalik musibah ada berkah. Berkat mendorong motor, aku jadi bisa mencuri dengar obrolan mereka. Untung Ayah mertua juga tidak ada. Jadi aku leluasa menguping pembicaraan Ibu dan anak ini. Kalau adik ipar, aku yakin dia masih tidur pulas di kamarnya.

"Ya, dia kan kerja, Bu. Biar aja lah. Makin lama dia pulang, makin banyak pula uang lemburnya," ucap Bang Jali santai.

Hanya uang saja yang ada di dalam ot*knya. Tidak kah dia khawatir jika aku pulang terlambat? Bisa saja kan, aku kenapa-napa di jalan.

Ah, mana mungkin dia khawatir denganku. Karena baginya, aku tidak berarti apa-apa. Dia hanya butuh tenagaku dan uangku saja.

"Iya. Tapi Ibu capek, loh. Setidaknya, dia bisa bantu-bantu Ibu mengerjakan rumah, meskipun hanya sedikit. Jangan semuanya hanya Ibu yang ngerjain sendiri. Capek tau!" omel Ibu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status