Share

Sebuah Konsekuensi I

Bagai petir datang di siang bolong, tubuhnya gemetar seiring kata-kata yang selalu keluar dan terucap di bibir pria ini. Dadanya terasa sesak, sakitnya bukan main sampai ia merengkuh. Perlahan turun, duduk di lantai. 

“Arum.”

"Bagaimana bisa dia mengatakannya semudah itu? Mengawetkan itu sama saja membunuh. Sebenarnya apa yang dia pikirkan?" Dalam benak, Arum bertanya-tanya bingung. 

Ia lantas mendongakkan kepala, menatap lekat ekspresi Julvri yang memandangnya dari atas sana. Semakin lama Arum melihat, semakin Arum tidak memahami sifat ataupun tingkah laku pria yang telah menjadi suaminya itu.

"Ini bahaya," pikirnya membatin. 

“Bohong!” seru Arum meninggikan nada suaranya. “Nggak mungkin aku hamil, sedangkan kamu sama sekali nggak ada rencana untuk membuat anak,” lanjut Arum.

“Iya. Aku memang tidak mer

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status