Share

Demi Abhimanyu

“Stop, Ma!” susah payah Arunika berusaha mencegah mertuanya berbuat konyol.

“Aku tidak akan berdiri sampai kamu setuju, Run! Bujuk suamimu agar bersedia menerima bantuan Delia. Katakan padanya kalau aku tidak siap jatuh miskin dan hidup menderita seperti dulu lagi. Tanggung jawabnya bukan hanya pada kamu, tapi juga aku, ibu yang sudah membesarkannya!" pinta Masayu dengan napas tersengal.

"Ya, Tuhan.” Arunika mendesah pelan. Dia mengira bahwa cobaan terbesarnya adalah diusir oleh keluarga ketika memilih menikah dengan Abhimanyu. Namun, ternyata ada jalan yang jauh lebih terjal yang harus dia lewati saat ini, yaitu terpaksa mengikhlaskan dirinya dimadu.

"Tolong paksa Abhim, Run. Ini semua juga demi kebaikannya sendiri." Masayu kembali mengeratkan genggaman tangannya.

“Dari sekian banyak wanita di dunia, kenapa harus Delia?” gumam Arunika lirih. "Bukankah dia pernah berkhianat pada Mas Abhim? Perempuan itu ....”

"Itu semua hanya kesalahpahaman," sela Masayu memotong kalimat Arunika begitu saja. "Delia tidak seperti itu. Sekarang, dia berniat untuk menolong," ujar Masayu ragu.

"Buatlah dirimu berguna untuk Abhim. Selama dua tahun pernikahan, dia selalu membahagiakan dan memberikan segalanya untukmu. Sekarang, giliranmu untuk memberikan segalanya untuk dia," desak Masayu lagi. “Dengan Abhimanyu menikahi wanita lain, bukan berarti cintanya padamu akan terbagi. Itu semua hanya syarat dan kontrak bisnis saja,” imbuhnya.

Arunika tercenung mendengar kalimat sang mertua. Hari jadi pernikahan yang seharusnya indah, ternyata harus menjadi hari yang paling menyesakkan. “Berdirilah, Ma. Izinkan aku berpikir sebentar,” pintanya beberapa saat kemudian.

“Run ....” Masayu tak mau mengubah posisinya. Dia tetap bersimpuh di hadapan Arunika.

“Sebentar lagi Mas Abhim datang. Tolong suruh Delia pulang dulu, supaya saya bisa bicara baik-baik dengan Mas Abhim,” tutur Arunika.

“Aku bisa mati kalau Abhim menolak, Run. Aku bisa membunuh diriku sendiri kalau kamu tidak bisa membujuk Abhim!” racau Masayu.

“Ya, Tuhan, Ma! Jangan bicara seperti itu!” Arunika cukup terkejut dengan kalimat Masayu. Hal itu juga membuatnya merasa sangat tersudut, seakan Arunika tak mempunyai pilihan lain. “Berdirilah, Ma. Kita bisa bicarakan baik-baik,” tuturnya sembari membantu Masayu untuk bangkit, bersamaan dengan ketukan kencang yang terdengar dari arah pintu.

“Run, buka pintunya!” Suara Abhimanyu nyaring terdengar.

“Mas Abhim!” Arunika buru-buru berlari, memutar kunci dan membuka pintunya lebar-lebar. Belum sempat dia bicara, Abhimanyu lebih dulu masuk dan mencengkeram kedua lengan Arunika.

“Apa saja yang Delia katakan padamu dan Mama?” tanya Abhimanyu panik.

“Semuanya,” jawab Arunika dengan mata berkaca-kaca.

“Tolong, jangan termakan omongannya, Run! Aku tidak akan pernah menduakanmu, apapun keadaannya! Hanya kamu istriku!” tegas Abhimanyu.

“Sayangnya, aku menerima tawaran Delia, Mas,” ujar Arunika datar membuat Abhimanyu terkejut bukan kepalang.

“Apa?” desis Abhimanyu tak percaya.

“Kenapa Mas tidak bercerita kalau sedang mengalami masalah besar di perusahaan, bahkan hampir bangkrut?” cecar Arunika.

“Aku berniat menceritakannya malam ini, Run!” Abhimanyu membela diri. “Aku berniat untuk menyelesaikan semua dengan caraku. Aku tidak butuh bantuan Delia!”

“Sayangnya, aku sudah menyetujui,” ujar Arunika lirih sembari menoleh ke arah Masayu yang terpaku.

"Apa maksudmu!" seru Abhimanyu tak suka.

"Aku sudah berpikir masak-masak. Sepertinya aku tidak siap kalau kamu bangkrut, Mas. Aku tidak mau menjadi gelandangan dan harus mengais sampah untuk mencari makan," ujar Arunika pelan tapi penuh penekanan.

"Kamu meragukanku, Run? Kamu tidak percaya kalau aku bisa mengatasi semua ini tanpa bantuan Delia?" Nada bicara Abhimanyu meninggi.

"Terserah apapun yang Mas katakan. Yang jelas, aku tidak bisa hidup miskin. Ingat, Mas. Namaku sudah dicoret dari silsilah keluargaku demi kamu. Sudah banyak yang kukorbankan. Aku tidak mau menambah kesengsaraan dengan hidup terlunta-lunta di jalanan," tegas Arunika.

"Apa?" desis Abhimanyu seraya memicingkan mata. "Apa yang merasukimu, Run?"

"Mas lihat sendiri, kan? Aku tidak punya apa-apa lagi. Kalau mas bangkrut, mau ditaruh di mana mukaku di depan ibu dan kakak laki-lakiku? Aku tidak bisa membuktikan apa-apa pada mereka!" Arunika terengah. Dia merasa dadanya terbakar, bukan karena emosi, melainkan rasa sedih luar biasa karena telah bersandiwara dan membohongi perasaannya sendiri demi membujuk Abhimanyu.

“Sudah kubilang, aku akan menyelesaikan masalah perusahaan dengan caraku sendiri! Aku hanya meminta sedikit waktu dan kepercayaanmu. Kenapa kamu berubah tiba-tiba, Run?”

“Aku tidak berubah, Mas. Aku hanya mencoba berpikir dan bersikap rasional. Hidup tidak melulu soal cinta. Cinta tidak akan bisa membuatku kenyang!” balas Arunika.

"Apakah ini yang benar-benar kamu inginkan, Run?" tanya Abhimanyu pelan. Mata coklatnya memancarkan kekecewaan yang mendalam.

"Iya!" jawab Arunika yakin.

"Baiklah, kalau memang itu maumu. Aku akan menikahi Delia secepatnya, biar kamu puas!" tegas Abhimanyu.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status