Share

Berbagi itu Perih

Dengan hati yang lapang Launa dan Damar menerima kondisi anak kedua mereka tapi meskipun begitu mereka tetap mengusahakan Alesha mendapat pengobatan. Apa yang sudah diberikan oleh Sang Pencipta tidak boleh diprotes apalagi dihina.

Meski awalnya berat, Launa bisa menjalani hari-harinya dengan biasa. Jika ia sendiri rapuh bagaimana nanti ia membuat anaknya kuat. Launa bukan wanita lemah yang akan tumbang karena hadiah Tuhan yang istimewa ini.

Bu Nia yang tahu juga awalnya syok tapi ia mencoba untuk menerima.

“Mami, kita nanti pulang nggak?” tanya Aslan yang masuk ke kamar sambil membawa piring berisi buah. Sedangkan Launa sedang menyusui anaknya.

“Pulang ke rumah besar?”

“Iya.”

“Pulang dong, sayang. Abang masih betah disini?”

Aslan mengangguk. “Selesai sekolah tk baru kita pulang lagi ke rumah besar ya?”

“Iya, Mami.” Anak itu mengangguk, mengambil irisan apel dan menyuapkannya pada sang ibu.

“Perhatiannya anak Mami.” Sebelah tangan Launa yang bebas terangkat untuk mengelus puncak kepala
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status