Share

30. Tidak Segampang itu

Jam sembilan pagi aku berencana menunai janji ke rumah orang tua Mas Rio. Waktu segitu biasanya dia masuk kantor, jadi tidak bakal bertemu. Perjalanannya tak cukup sejam sampai di sana.

"Bangun, Mbak." Aku mengumpulkan kesadaran setelah membuka mata.

Entah jam berapa semalam baru bisa terlelap, ungkapan Rina yang meminta koreksi diri atas kehancuran rumah tanggaku terus terngiang, sekaligus menciptakan perasaan bersalah di sudut hati yang lain. Serasa egoku mulai runtuh.

Mungkinkah aku yang kurang sabar menghadapi ujian rumah tangga itu? Layakkah diri pernah disebut istri jika tak pernah berusaha menjadi pendamping yang baik? Mungkinkah...? Arght, kenapa kalimat-kalimat adikku itu, seketika membuat kepala berdenyut? Tidak! Apapun itu, di sini aku yang jadi korban, terluka, dan tak dianggap.

"Mbak!" lagi, suara Andi terdengar sambil menyodorkan HP yang sedang berdering. Jam sudah menunjuk angka dua belas siang, sebentar lagi Duhur.

"Oh, iyya, Mbak, aku tadi mau ke situ, tapi ketidura
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Isabella
semoga tetap rujuk tapi Rio hrs berjuang untuk mendapatkan bulan, dan si Marta hrs enyah pergi atau ketabrak lah terserah biar gak jd penghalang
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status