Share

32. Di Luar Rencana

Panggilan pertama dan kedua diabaikannya. Oke, tak ada alternatif lain, meski lambat chat jadi pilihan.

[Balikin ponselku!] tulisku tanpal salam dan embel-embel lain.

[Akhirnya ... Ambil sendiri] balasnya dengat emot tertawa dan tak pake lama. Kurang asem betul ini orang, gadi ditelponin nggak diangkat.

[Taruh aja di tangga. Ntar Andi ke situ ngambilnya]

[Mesti kamu sendiri langsung jemput, baru aku lepas. Gimana kalau hilang? Banyak nomer-nomer penting di sini] balasnya lagi dengan mengirimkan gambar HPku yang sedang di utak-atiknya. Jadi menyesal tak memasangkannya pasword.

[Apa maumu?] tulisku dengan dada naik turun. Sungguh lancang pria egois itu. Dia pikir aku masih seratus persen istrinya apa?

[Pengen rujuk] balasnya dengan emot love berjejer.

[Jangan mimpi!]

[Ayolah, Bulan. Beri aku kesempatan] emotnya lagi memelas.

Arhgt! Bicara dengan lelaki ajaib seluruh jagad raya itu, senantiasa membuat jantungku bagai perang di sana. Bisa-bisa aku mati berdiri jika terus melayaninya.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status