Share

Bab 16. Mereka Bersahutan Menyindir

"Nah lho, nah lho kalau memang Leria loyalnya lebih terbaik dari aku, kenapa masih ribet sih dengan jinjingan kantong plastikku yang berisikan makanan ya 'kan." racauku dalam hati. Ingin sekali mulut ini menyuarakan isi hati, akan tetapi aku masih saja memilih urung melakukannya.

Sengaja ku biarkan mereka bersahutan menghujatku bergantian. Biar saja mereka merasa menang di awal. Mungkin mereka akan menang bergelut denganku.

Untung menu sore ini ayam lada hitam plus sayur capcay plus nasi disegarkan dengan satu gelas es teh manis melunturkan emosi yang tadi sempat terpancing ulah kata-kata mereka.

Aku tidak ingin ceroboh, melabrak mereka sama saja mengotori tanganku yang indah ini. Terdengar samar mereka masih bersahutan, aku tetap tidak ambil pusing.

Tak lama kemudian, ketika aku masih asyik menikmati suap demi suap santapanku sore ini.

"Lio, buka pintunya!" pinta ibu.

"Lio, kamu beneran menantu kurang ajar ya. Wajar saja kalau feeling saya nggak enak pas Bendu mau minta nikahin kamu.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status