Share

Bab 18

Beberapa hari kemudian.

"Ini sudah saya resepkan obat buat anaknya, ya, Bu. Bisa ditebus di apotik." Nabila menyerahkan kertas resep obat yang sudah dia tulis pada orang tua pasiennya yang menderita penyakit dendam dan flu.

"Terima kasih, Dok," ucap ibu pasien menerima kertas resep itu.

"Sama-sama." Nabila lantas memandangi anak laki-laki yang duduk di kursi sebelah ibunya. "Obatnya diminum secara teratur, ya, Dek. Semoga cepat sembuh." Sebagai dokter anak, Nabila menasihati pasiennya.

Anak laki-laki itu hanya mengangguk.

"Kalau begitu kami permisi dulu, ya, Bu Dokter. Sekali lagi terima kasih."

"Sama-sama Ibu."

Sepeninggal pasien, Nabila bertanya pada perawat yang membantunya sejak tadi. "Masih ada pasien nggak Sus di luar?"

"Yang tadi terakhir, Dok," jawab sang perawat perempuan itu.

"Oke." Nabila melirik jam tangan di pergelangan tangannya. "Hari ini aku bisa pulang lebih awal dari biasanya, nih."

Perempuan mengenakan snelli putih dan bername tag dr. Nabila Putri itu lanta
Aprillia D

Ikuti terus kelanjutannya, ya, Gaes. Baca juga cerita aku yang judulnya "Dendam Anak Tiri" Terima kasih.

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status