Share

Bab. 43. Cinta yang Berduka

“Mudah saja bagi mereka—menyimpulkan sesuatu tanpa tahu dan merasakan bagaimana hinaan dapat menghancurkan benteng pertahanan—untuk berkata sabar. Padahal, untuk bisa menerima hal semacam itu, tidak hanya sabar yang harus dipertebal. Dan, Arzan tidak memiliki apa pun untuk bisa mempertahankan kesabarannya.”

***

Tiga hari terlewat sejak acara syukuran khitanan anak dari Ridho, kakak ketiga Nafisa. Selama itu pula Nafisa diam terpuruk, menunggu Arzan yang tak kunjung datang untuk membawanya kembali pulang. Tidak ada kegiatan khusus, atau mengerjakan pekerjaan rumah seperti biasa, sampai malas mengisi perut kalau saja tidak ada janin di dalamnya. Tanpa ada teman bicara, karena kakak-kakaknya kembali pulang, sehari setelah syukuran selesai. Hanya sesekali menjawab telepon dari mereka yang menanyakan kabar, itu pun kalau Nafisa mau angkat bicara. Kalau tidak, kakaknya akan kembali menutup telepon.

Dalam hati, wanita

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status