Share

Bab. 45. Seolah Terhipnotis

“Udah sadar belum?”

Begitu sampai di ruang tamu, Arzan langsung mendapati satu pertanyaan dari ayahnya. Ia menggeleng, seraya kembali duduk di kursi sambil menangkup mulut. Air mukanya tiba-tiba memanas, mana kala ingat kalau Nafisa pingsan gara-gara dirinya.

Ustaz Zaki menepuk pundak Arzan, menguatkannya dengan berkata, “Sabar, Zan. Doakan saja yang terbaik untuknya.”

“Ya, Ustaz,” desahnya seraya menarik dan membuang napas perlahan, lalu bersandar di sandaran kursi dengan kedua tangan terkulai di atas paha. Ia memejamkan mata sejenak.

Belum lama Arzan duduk di ruang tamu, kembali Asep menyusul dan duduk di hadapannya dengan raut wajah yang sama. Ayah dari empat anak itu masih terlihat cemas, khawatir akan kesehatan Nafisa. Namun, ia merasa perlu untuk menyelesaikan urusan yang tadi sempat terjeda.

“Maaf, Pak Asep.” Ustaz Zaki memulai obrolan lagi. “Gimana keadaan Naf

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status