Share

bab 16

"Aku memang belum merasakan bagaimana rasanya mempunyai anak, tetapi aku tahu rasanya kehilangan," ucap Tania selesai pemakaman Tristan.

Malam ini mereka menginap di rumah kakaknya untuk mengikuti acara tahlilan.

"Kita semua merasa kehilangan tetapi jangan sampai larut dalam kesedihan. Kasihan Tristan, dia tidak akan tenang kalau terus-terusan ditangisi," ucap Hanif sambil membelai lembut kepala istrinya.

Tania pun mengangguk. Ia naik turunkan pikirannya dan mencoba ikhlas dengan apa yang telah terjadi.

Setelah itu Hanif mengajak istrinya untuk tidur. Sedangkan Tania sama sekali tidak bisa memejamkan mata.

Hanif yang sadar akan kegelisahan istrinya pun langsung memeluk tubuh istrinya dan berharap bisa memberikan ketenangan.

"Tidur," ucap Hanif.

"Aku nggak bisa tidur."

"Dipaksa, jangan sampai kamu sakit. Besok kita masih repot, kalau kamu kurang tidur, yang ada badan kamu akan drop. Aku nggak mau kamu sakit," ucap Hanif sambil merekatkan pelukannya.

"Iya, Mas." Lalu Tania pun mencoba m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status