Share

Kembali Kacau

“K-Kenapa Aron bertanya seperti itu?” sentak Meriel dengan wajah memerah karena menahan gejolak emosi yang ada, serta mata biru bak telaga yang kini telah berkaca-kaca. Tangan kecilnya mencengkram kuat sampai gemetaran selimut yang menutupi tubuh bagian bawah.

“Apa? Memangnya aku bilang apa?” tanya Aron balik. Wajahya tetap datar bagai lantai yang ia pijaki ini.

“Yang tadi! ‘Sekarang aku akan memberikanmu waktu. Terserah padamu. Kau akan memilihku atau suamimu itu’ apa maksud Aron mengatakan hal seperti itu?” geram Meriel setengah berteriak. Gila. Ia sudah merasa lelah hanya karena berbicara panjang dengan satu tarikan napas saja. Dada Meriel naik dan turun ketara.

Aron memejamkan mata, berusaha untuk tetap sabar. Ia tidak boleh meledak, Aron juga tidak boleh membentak. Jadi … bagaimana cara pemuda ini meyampaikan rasa sakit hatinya agar Meriel mengerti?

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status