Share

146. Malam Itu

Nadina tiba-tiba melepas pelukannya dan mendorong Nadhif menjauh.

“Mas kenapa di sini malam-malam? Mas harusnya ada di pondok. Mas kabur?” sergah Nadina menatap kelu sang suami.

“Saya harus kemana jika bukan padamu, Nadina? Kita selalu melewati malam bersama ‘kan? Kenapa saya harus melewatkan malam ini tanpamu?” tutur Nadhif.

“Mas! Adil, Mas! Istri mas bukan Nadina saja sekarang! Bagaimana mas bisa meninggalkannya di malam pernikahan kalian?!” Nadina membalik tubuh sang suami lalu mulai mendorongnya pergi.

“Kita bicara besok saja! Mas pulang dan temani Putri Azalea. Akan menyakitkan untuknya karena mas tidak ada bersamanya sekarang,” ujar Nadina.

“Saya tidak jadi menikahinya, Nadina. Sudah saya bilang bukan saya pelakunya. Dan Allah menunjukkan jalannya sendiri,” ujar Nadhif seketika membuat Nadina berhenti mendorong sang suami pergi.

“Maksud, Mas? Bukannya mas sudah mengirim pesan itu sebagai tanda pernikahannya terjadi? Jangan berbohong, Mas!” bentak Nadina.

“Saya tidak berbo
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status