Share

Bab 6

Arjuna bertanya kepada sekretaris lewat telpon internal, "Ada orang masuk saat aku pergi ke basement?"

"Tidak ada, Pak."

Arjuna menyesal seharusnya kujang emas disimpan di brankas.

Tapi laci meja dikunci dan tidak ada tanda-tanda dibuka paksa.

Arjuna memeriksa rekaman kamera pengawas, tidak ada orang masuk selama ditinggal pergi.

"Sungguh aneh," kata Arjuna. "Apa mungkin ada pencuri masuk lewat kaca gedung?"

Ada perbaikan sealant pada kaca gedung. Tapi bagaimana mereka masuk sementara kaca tertutup rapat? Laci juga tidak mengalami kerusakan.

Ibunya menghubungi lewat gawai, "Kok lama sekali?"

"Kujangnya hilang."

"Apa?" Terdengar nada kaget cukup keras. "Bagaimana hal itu terjadi?"

"Sewaktu aku mengantar Chitrangada ke basement parkir, kujang disimpan di laci dan dikunci, sekarang tidak ada."

Kujang emas benar-benar bikin jengkel Arjuna.

Ia ada kesempatan untuk membuktikan Datuk Cakil adalah ayah biologisnya, tapi kujang emas menutup kesempatan itu.

Arjuna memberi perintah kepada sekretaris lewat telpon internal, "Tanyakan pada kepala security, adakah layanan housekeeping untuk ruanganku?"

"Pintu ruangan ada di depan saya, jadi saya tahu kalau ada orang masuk."

"Nyatanya barangku hilang."

Arjuna bangkit mengamati pekerja kontraktor yang memperbaiki sealant kaca gedung.

Ia tidak melihat sosok mencurigakan di antara para pekerja yang bergelantungan itu.

Dewi Priti muncul bersama dua orang tamunya.

"Aku yakin ada maling masuk ke ruang kerjamu," kata Dewi Priti. "Padahal pengamanan lantai direksi sangat ketat."

Security berjaga di lift dan tangga darurat secara nonstop, jadi maling sulit masuk tanpa sepengetahuan mereka.

"Aku sudah melihat rekaman kamera pengawas tidak ada orang masuk," jawab Arjuna bingung. "Tapi kujang emas di laciku hilang."

"Siapa saja yang memegang kunci cadangan laci mejamu?"

"Tidak ada lagi selain kepala security."

"Kau sudah panggil kepala security?"

"Sekretarisku lagi mengurusnya. Tapi aku tidak mencurigai pegawaiku. Mereka tidak mengetahui kujang itu."

Datuk Cakil bertanya, "Bagaimana dengan pekerja perbaikan kaca? Apakah ada kemungkinan mengetahui?"

"Mereka pasti melihatnya karena bekerja di depanku. Tapi apakah mereka sangat ahli untuk mencuri sehingga tidak meninggalkan jejak sama sekali?"

"Boleh aku tahu di laci mana anda menyimpan kujang emas?"

Arjuna menganggap permintaan itu kurang etis karena mereka baru bertemu, tapi ia mengizinkan Datuk Cakil untuk memeriksa.

"Sejak kapan anda menaruh kujang emas di laci ini?"

"Setiap masuk kantor kujang emas disimpan di laci itu."

"Sudah berapa hari perbaikan sealant kaca gedung?"

"Seminggu."

"Aku kira cukup untuk mempelajari ruang kerja anda."

"Kau mencurigai pekerja kontraktor?"

"Anda sangat percaya kepada pegawai anda. Lalu anda mencurigai kujang emas raib sendiri?"

"Selera humor orang Melayu lumayan juga."

"Aku harus segera ke bandara, kabari aku kalau kujang emas sudah ditemukan. Sebaiknya anda segera lapor polisi."

Arjuna justru ingin menghindari berurusan dengan polisi. Ia pesimis kujang emas ditemukan, tapi optimis masa lalu ibunya terbongkar ke publik.

Polisi pasti ingin mengetahui asal usul kujang itu. Mereka berhadapan dengan hukum kalau memberi keterangan palsu.

Jagat maya jadi tahu kalau Arjuna adalah anak dari cinta satu malam.

Sekretaris memberi laporan lewat telpon internal, "Kepala security memastikan bahwa hari ini tidak ada layanan housekeeping untuk lantai direksi, dan kunci cadangan tersimpan rapi di brankas."

"Terima kasih atas informasinya. Jangan bikin gaduh kantor dengan menyebarkan berita kepada pegawai. Anggap saja tidak ada kejadian apa-apa."

Arjuna ingin menutup kasus ini. Hilangnya kujang emas melepaskan beban pikiran untuk membawa bapak pura-pura ke hadapan Angada.

Ia sudah meminta manajer rumah tangga untuk mendalami peran yang dilakoninya.

"Bagaimana kau menganggap tidak ada kejadian apa-apa untuk barang bernilai empat ratus miliar?" protes Dewi Priti. "Uang sebanyak itu bisa kau gunakan untuk ekspansi bisnis."

"Uang sebanyak itu aku gunakan untuk menutup masa lalu Ibu," sahut Arjuna. "Aku tidak mau semua orang tahu siapa aku ini."

Bagi Arjuna, uang bukan ukuran untuk mengorbankan nama baik. Ia tidak butuh uang, ia butuh bapak untuk melamar Chitrangada.

"Hatiku sangat capek. Aku ingin berendam di jacuzzi."

Arjuna memasukkan berkas laporan ke tas kerja, ia ingin membacanya di rumah.

Kemudian Arjuna membuka laci meja untuk mengambil catatan kecil, dan ia mendelik.

Kujang emas tampak tergeletak di dalam laci!

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Once
Kujang sakti…
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status