Share

Bab 32 - Dikit

32

Sepanjang perjalanan menuju Bandung, Raisa tak henti-hentinya bersenandung. Sekali-sekali tawanya berderai mendengar candaan penyiar radio. Aku yang terbiasa menyetir, akhirnya jadi tidak bisa tidur di kursi penumpang. Padahal mata sudah sangat mengantuk.

Jalanan yang padat merayap tidak membuat semangat istriku yang cantik itu surut. Justru dia bertambah antusias menyetir agar segera sampai ke tempat tujuan.

"Alhamdulillah, akhirnya kita sampai," ucap Raisa, sesaat setelah tiba di depan kediaman orang tuanya.

Kami keluar sambil membawa tas masing-masing. Raisa jalan terlebih dahulu menuju bangunan besar di mana kedua orang tuanya sudah berasa di teras menyambut kedatangan kami.

Pelukan hangat bak adegan sinetron membuatku tersenyum geli. Sekarang tahu, kan, dari mana Raisa mendapatkan sifat rada lebay-nya itu. Tentu saja dari sang mami yang sifatnya hampir sama dengan putrinya.

Selanjutnya kami digiring masuk ke rumah. Di atas meja ruang tengah sudah tersedia aneka kudapan keg
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status