Share

82. Putus

Rowena terus mengomel, bahkan semakin lantang dalam mengeluarkan kata-kata. Memang tidak kasar bahasanya, tetapi bentakan demi bentakan tidak seharusnya diterima oleh anak kecil seusia Amel.

"Kamu sama saja seperti mereka, sudah berani ngelawan terus!" tutur Rowena, aku tahu dia yang dimaksud adalah Amel.

"Sudahlah, Ma. Ini tidak ada artinya. Annasta akan selamanya menjadi ibu kami. Kau, kau hanyalah ibu sambung dan aku tidak sudi menghormatimu selayaknya Annasta. Paham!"

Pertengkaran mereka masih berlanjut, sampai aku sama sekali tak mendengar suara apapun dari seberang. Aku merasa sambungan telah terputus secara sepihak. Walau begitu tak kuasa aku mengetahui bagaimana Amel dan Yoga diperlakukan oleh Rowena.

Aku menompang dagu, menatap intens handphone yang kuletakan di samping kalkulator mini. Lantas mataku menerawang jauh. Membayangkan perlakuan seorang ibu tiri yang kejam. Rowena. Tiba-tiba sebuah tangan menepuk punggungku pelan, tetapi tidak aku pedulikan.

Hingga Andin menggunc
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status