Share

88. Masih Galau

Sudah hari ketiga semenjak Frans berjanji akan memberitahuku kabar tentang Yoga dan Amel, namun tak kunjung mendapat kabar dari pria itu. Hatiku resah.

Dari raut wajahku tampak tidak baik-baik saja, Andin menangkap itu. Tetapi dia enggan menganggu pikiranku dengan tetap bekerja di sekelilingku. Sesekali aku membantu, walau aku lebih banyak duduk di bangku kasir.

Karena sekali aku membantu maka aku akan menghancurkannya. Seperti saat ini contohnya.

Aku tengah berkutat dengan adonan dan cetakan, karena cukup ramai sebagian karyawan kuwalahan hingga aku turun tangan.

"Bu Anna kenapa?" tanya salah satu karyawan seraya menunjuk kearahku. Dia mengatakannya pada Andin.

Aku bisa mendengar karena memang jaraknya tak terlalu jauh. Namun, aku tidak marah karena keadaanku memang patut dikhawatirkan.

Sudah tiga hari dan Frans belum memberiku kabar, sekalipun aku mengirim pesan dan sesekali menelepon jawabannya tetap sama, "maaf, Mbak. Belum ada kabar."

Bagaimana aku bisa tenang?

"Em ... Mbak, kue
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status