Share

Mertua Angkuh Jatuh Miskin
Mertua Angkuh Jatuh Miskin
Author: Devidee17

Bab 1

MERTUA ANGKUH JATUH MISKIN

šŸšŸ

Baru saja sampai di rumah. Aku sudah melihat Ibu mertua dan iparku, beserta suami dan anaknya ada di rumah.

"Fer, izinkan Ibu dan Kakau tinggal di sini ya. Rumah Ibu di sita Bank," ucap Ibu mertua pada Mas Feri suamiku.

"Aku tanya Nayla dulu ya Bu," jawab Mas Feri dengan raut wajahnya yang mungkin sungkan menolak.

"Kenapa harus tanya Nayla? Ini kan rumah kalian bersama Fer, gak penting izin dari istrimu! Apa kamu mau keluargamu ini menjadi gembel di jalanan!" timpal Mbak Misni Kakak iparku. Aku masih berdiri di dekat dinding pemisah antara ruang depan dan ruang tamu untuk mendengarkan pembicaraan mereka.

"Kalian tahu kan, ini rumah Nayla. Dia yang beli dari hasil usahanya, semenjak aku sakit, Nayla yang bekerja." jelas Mas Feri. Mas Feri menderita usus buntu dan kala itu harus di operasi, sehingga membuat dia tak bisa bekerja. Ketika kami meminta tolong pada Ibu mas Feri yang masih kaya raya, jangankan meminjamkan uang, justru makian dan hinaan yang mereka lontar kan.

"Anak penyakitan, dan punya istri miskin hanya menyusahkan saja. Jangan harap Ibu membantumu, ketika dulu Mayang mau menikah denganmu, malah memilih Nayla yang miskin, jadi jika susah jangan minta tolong pada Ibu!" cerca Ibu mertua kala itu.

"Minta tolong saja pada mertuamu yang miskin, kami tak akan mau membuang uang untuk kalian. Lebih baik di belikan perhiasan!" ucap Mbak Misni yang membuat kami semakin terluka.

Tapi setelah 2 tahun kemudian, hidupku berubah dan mempunyai usaha, rumah, mobil dan juga aset lainnya. Sekarang mereka datang karena sudah bangkrut dan ingin menumpang.

"Harta istri juga harta suami, ingat itu Fer. Kamu jangan mau di atur oleh istrimu, jika apa-apa minta izin dia, bisa ngelunjak dan dia merendahkan harga dirimu sebagai suami!" cicit Ibu mertua yang wataknya masih sama seperti dulu.

Kenapa dia datang pada kami, sekarang keadaan Mas Feri jauh lebih baik dan ikut mengelola usahaku.

"Nayla, tak begitu Bu. Di saat aku sakit saja dia yang setia mendampingi, sedangkan kalian justru menghina kami," ucap Mas Feri yang membuat raut wajah keluarga nya menegang.

"Itu karena Ibu tak setuju dengan kamu menikah dengan dia Fer, maafkan Ibu tak bermaksud menghina kamu, Nak!" ujar Ibu yang suaranya terdengar parau seakan ingin menangis.

"Kamu tak boleh dendam pada Ibu sendiri, ingat surgamu ada di telapak kaki Ibu," timpal Mbak Misni dan mengusap pundak Ibu mertuaku, Ibu mertua mulai menangis terisak.

"Kalian, kenapa ada di sini?" ucapku dan berjalan menuju mereka, duduk di sebelah mas Feri.

Ibu mertua terkesiap dan mengusap air matanya.

"Kenapa ada koper? Apa mau menginap?" tanyaku pura-pura tidak tahu.

"Ibu dan Mbak Misni, minta menumpang di sini untuk sementara waktu dek," jawab Mas Feri.

"Sementara waktu? Sampai berapa hari mas,"

"Rumah Ibu di sita Bank, karena Gilang tak membayar cicilannya." jelas Mas Feri.

Gilang adik Mas Feri yang selalu di manja itu ternyata yang membuat Ibunya kehilangan rumah.

"Tapi kan aset Ibumu masih banyak Mas," Ibu mempunyai beberapa tanah yang pasti di jual bisa mahal.

"Kenapa kamu bertanya seperti itu, ingin mengejek kami! Saya ingin tinggal di rumah Feri kok, bukan kamu!" sahut Ibu mertua dengan tak suka menatapku.

"Tapi ini rumahku Bu, kalian jika ingin tinggal harus minta izin padaku! Aku tidak seperti dulu, yang seenaknya kalian hina! Kenapa tidak tinggal bersama Gilang dan Karin saja kesayangan Ibu, malah ke sini tempat menantu miskin yang selalu tak kamu anggap!" ujarku berusaha setenang mungkin.

"Kami berurusan dengan Feri, bukan kamu! Paling juga kamu bohong, harta ini milik Feri, kamu saja ngaku-ngaku!" cibir Mbak Misni.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status