Share

Bab 148

Ansel berlari mendekati Qeiza yang baru hendak turun dari ranjang.

“Jaga jarak, Bung!” Dae Hyun menahan tangan Ansel yang sudah terulur. Dia ingin merangkul Qeiza.

“Maaf!” Ansel bergerak mundur.

Dae Hyun ternganga. Tidak salah? Seorang Ansel minta maaf? Apa tadi pagi matahari terbit dari Barat? Dae Hyun membantu Qeiza turun dari ranjang.

“Aku tidak mau pulang, Oppa,” rengek Qeiza. “Aku mau tetap di sini. Aku … aku mau menunggunya.”

Qeiza memandang Dae Hyun dengan tatapan penuh harap. Dia tak peduli dengan rasa sakit yang mulai menyerang sekujur tubuhnya. Dia hanya ingin menjadi orang pertama yang berada di sisi Chin Hwa saat lelaki itu bangun.

“Baiklah.” Dae Hyun mengalah.

Ansel hanya bisa melihat keakraban Dae Hyun dan Qeiza dengan perasaan tak menentu. Antara iri dan juga cemburu. Kalau dia tidak menceraikan Qeiza, wanita itu pasti akan menggelayut manja di lengannya.

Andai waktu bisa diputar mundur, dia ingin kembali ke masa empat tahun silam. Dia akan mengubah kisah cintan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status