Share

Bab 150

“Ada apa?” tanya Ansel. Dia menangkap kegelisahan Qeiza setelah menaruh tabletnya di atas meja. Qeiza menatap ragu pada Ansel.

“Kau butuh sesuatu?” Ansel mengernyit. Dia tahu Qeiza mungkin segan untuk mengatakan keinginannya.

“Kau mau membantuku?” Qeiza merasa seperti baru saja menemukan setitik cahaya di tengah kegelapan. Tawaran Ansel memunculkan sebuah ide gila di kepalanya.

“Tentu saja. Kau mau apa?”

“Aku … um … kau bisa mencarikan sari kurma?”

“Apa? Ini Paris, Qei!” kaget Ansel. “Kau bisa menemukan sirup maple dengan mudah, tapi … entah dengan sari kurma.”

“Ya sudah kalau tidak mau!” Qeiza melengos.

“Eit, tunggu!” Ansel sadar dia telah salah bicara. Ini adalah kesempatannya untuk menarik hati Qeiza. Dia tidak boleh melewatkannya.

“Aku tidak bilang aku tidak mau,” ralat Ansel. “Tapi … bagaimana kalau seandainya aku tak bisa mendapatkan apa yang kau inginkan?” Ansel menatap lekat wajah Qeiza. “Apa kau punya alternatif lain?”

Hati Qeiza kembali menyemai harap. Dia sengaja m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status