Share

Bab 158

“Aku akan mempertimbangkannya, Paman.” Akhirnya Qeiza memberi lampu hijau kepada Abbas.

“Kalau begitu, bagaimana kalau kita bertemu malam ini?”

Hening. Qeiza tak menyahuti pertanyaan Abbas. “Kau tidak perlu datang ke rumahku kalau kau tidak mau,” lanjut Abbas. “Kita bertemu di restoran saja. Bagaimana?”

Abbas bergegas memberikan penawaran kepada Qeiza sebelum gadis itu menjawab tidak. Dia sudah sepakat dengan Santoso untuk memperkenalkan Raditya dan Qeiza. Dia tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan itu.

“Baiklah. Restoran mana?” Qeiza menyetujui permintaan Abbas dengan helaan napas berat. Dia pikir lebih baik dia cepat-cepat memenuhi keinginan pamannya itu. Dengan begitu, lelaki tersebut tidak akan terus-terusan menghubunginya.

Qeiza mendengkus. Sepertinya semesta memang tidak akan pernah membiarkan dirinya bernapas dengan lega. Baru saja dia terhindar dari rongrongan Ansel, sekarang malah dihadapkan pada kelicikan pamannya.

Selepas senja, Qeiza sudah selesai dengan dandanan simp
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status