Share

Bab 160

Langit Jakarta sedang bermuram durja. Awan hitam menggumpal di mana-mana. Qeiza menatap bumantara dengan resah. Dalam hati dia berdoa agar hujan menahan peluru cairnya selama beberapa jam ke depan.

“Berhenti di depot bunga dulu ya!” Qeiza menunjuk toko bunga di sisi jalan. Dia ingin membeli buket bunga lili putih kesukaan mamanya.

Dae Hyun memarkir mobilnya di depan kios bunga. Dia tetap menunggu di mobil karena Qeiza tidak mengizinkannya untuk turun.

Saat mereka tiba di pemakaman, gerimis mulai jatuh. Dae Hyun berlari kembali ke mobil. Mengambil payung untuk menaungi Qeiza dari hujan.

Qeiza meletakkan buket bunga yang dibawanya di dekat batu nisan kedua orang tuanya. Dia mengelus kedua nisan tersebut bergantian. Kristal bening meluruh di pipinya. Menyaingi rintik hujan.

“Ma, Pa … maaf … sudah lama sekali aku tidak ke sini.” Qeiza menumpukan tangannya pada masing-masing nisan orang tuanya. “Aku baik-baik saja.”

Qeiza menyeka air matanya dengan ujung hijab. “Semoga kalian di sana
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status