Share

Bab 154

Ansel melihat Qeiza dan Dae Hyun bergantian. Dia tak percaya pada penjelasan Dae Hyun.

“Enggak mau. Aku ikut ke mana pun kalian pergi.”

Dae Hyun membuang napas jengkel. Dia tahu Ansel tidak akan berubah pikiran. Lelaki itu sangat keras kepala.

“Pindah ke depan!”

“Kenapa harus pindah? Di sini sudah nyaman kok.”

“Pindah … atau turun!”

“Ya ampun, Dae Hyun … kenapa sih ribet banget.”

Qeiza mendelik pada Ansel. Dia mulai dongkol. Hampir lima menit waktu mereka terbuang percuma gara-gara perdebatan lelaki itu dengan Dae Hyun.

“Ya, ya. Aku pindah.” Ansel mengalah pada tatapan garang Qeiza. Daripada wanita itu mengusirnya, lebih baik dia menuruti perintah Dae Hyun.

Setibanya di bandara, Tuan dan Nyonya Song sudah bersiap untuk memasuki boarding room. Nyonya Song memberikan pelukan hangat pada Qeiza.

“Meski kau tak jadi menikah dengan anakku,” ujar Nyonya Song. “Aku akan tetap menganggapmu sebagai menantu. Mampirlah kalau kau pulang ke Seoul.”

“Benar, Ae Ri,” imbuh Tuan Song. “Pintu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status