Share

Bab 147

Raung sirine ambulans memecah kesunyian malam. Ambulans itu melaju dengan kecepatan tinggi. Berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan nyawa Chin Hwa.

Qeiza tak sedetik pun melepaskan genggamannya dari tangan Chin Hwa. Lelaki itu masih tak sadarkan diri. Dalam hening, Qeiza senantiasa memanjatkan doa semoga calon suaminya itu baik-baik saja. Tak masalah bila pernikahan mereka harus tertunda. Yang penting, Chin Hwa selamat.

Ansel tiba di lokasi kejadian saat semua ketegangan itu telah berakhir. Hanya beberapa orang polisi masih terlihat memasang garis kuning.

“Sial! Aku selalu saja terlambat.” Ansel meninju angin.

Dia sudah memperingatkan mantan istrinya itu akan bahaya yang mengancam nyawanya. Akan tetapi, sepertinya Qeiza tak menanggapinya dengan serius. Dia juga sudah mengirim seseorang untuk mengawasi Qeiza. Sialnya, dia masih saja kalah cepat.

Ansel kembali ke mobil. “Susul ambulans itu!” perintahnya pada sopir taksi yang disewanya. Taksi itu pun melaju kencang.

“Lebih cepat l
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status