Share

Bab 95

Rasa cemburu tak ubahnya seperti panasnya bara api yang menghanguskan telapak kaki. Kau tak bisa berjalan dengan benar sampai semua lukamu sembuh.

***

Alina bergegas duduk di tepi ranjang begitu mendengar langkah kaki menderap ke kamarnya. wajahnya merona bahagia. Dia merapikan rambutnya dengan jari. Tak ingin terlihat berantakan di mata tamu istimewanya.

Roman muka Alina berubah suram ketika Ansel datang seorang diri. “Mana Qeiza?” tanyanya. “Kau berhasil menemuinya, kan?”

Ansel duduk di samping kiri Alina. Dia memaksakan bibirnya melengkung naik. “Qeiza masih sangat sibuk, Ma,” sahutnya. “Dia sedang menemani bosnya.”

Hati Ansel terasa sakit membayangkan Qeiza tersenyum ceria bersama Chin Hwa. Ingin rasanya dia bisa melenyapkan lelaki itu dari sisi Qeiza. Sayangnya, dia tak mampu menemukan mereka. Terpaksa dia berbohong kepada Alina.

“Dia tidak bekerja di perusahaanmu?” tanya Alina.

Ansel menggeleng. “Enggak, Ma,” sahutnya.

“Kenapa? Akan lebih baik kalau dia bekerja di kantor
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status