Share

27

"Karena, tidak ada yang betah. Itulah kenapa kontrakan ini kosong. Tiap malam, akan terdengar cekikikan dan tangis kuntilanak di sini. Mungkin saja itu tangisan mahasiswi itu."

"Kamu pasti bohong. Sengaja ngerjain aku, kan?!" kataku sambil berkacak pinggang. Bisa-bisanya malam-malam bercerita mistis begini. .

"Mau percaya sana, gak pun gak papa. Tunggu saja nanti, Din. Pukul 12 malam, teeeet!"

Lalu dia membalikkan badan pergi. Sepeninggalnya aku bergidik sendiri. Aku ragu-ragu masuk ke dalam kontrakan, menuju dapur. Gas sudah dipasang. Syukurlah.

Karena penasaran ucapan Andika, aku pun mengecek kolong kursi juga meja, akhirnya aku kembali lagi ke kamar, mencoba memejamkan mata namun tak bisa tidur lagi.

Akhirnya aku meraih HP, tidak ada pesan dari siapapun. Aku membaca percakapan terakhirku dan Mas Angga, lalu menghela napas panjang.

Kenapa Mas Angga gak mengirimiku pesan, ya? Jujur walau aku memutuskan ingin berpisah, namun aku merasa hampa.

Jariku menari di atas keyboard HP lalu men
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status