Share

28

POV Dinda

Mas Angga menggeleng-gelengkan kepala. "Tidak mungkin aku bicara saat ada dia. Ini privasi, Din! Tentang kita! Jadi, dia tidak boleh dengar!" kata Mas Angga tegas. Aku tertawa kecil, menatap Mas Angga dengan pandangan mencemooh dan lagi-lagi aku tertawa.

Mas Angga tiba-tiba menggenggam pergelangan tanganku, aku langsung menepisnya.

"Gak, ah. Kalau Mas mau bicara, ya bicara aja! Tapi yang jelas, aku gak mau pisah dari Yana!" Tekanku. Di sebelahku, Yana mengangguk-angguk.

"Bener tuh, Din, kamu memang gak boleh pisah dari aku. Nanti kalau pisah, bisa-bisa kami dibopong sama dia seperti kemarin," timpal Yana sambil menatapku.

Aku mengangguk setuju. "Iya bener, tuuh," sahutku, membuat Mas Angga menggelengkan kepala. Ia menatap Yana dengan pandangan tak senang. Sementara Yana, dia bersidekap memasang wajah angkuh. Ah senang sekali rasanya dia begitu melindungiku.

Mas Angga menarik napas panjang, menatap Yana dengan sinis lalu menatapku.

"Kok kamu jadi berubah gini sih Sayang, pada
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status