Share

30

"Ke rumah kamu apa ke kontrakanku, Yan?" tanyaku sambil menoleh menatapnya sekilas.

"Ke kontrakan kamu lah, Din. Motor aku kan ada di sana."

"Oh ya bener. Lapar nih belum makan siang. Kita mau makan di warung makan apa pesen gojek aja, Yan?"

"Terserah kamu, Din."

"Pesen aja ya, Yan?"

Dia mengangguk.

Aku merogoh saku androk mengeluarkan HP lalu memberikannya pada Yana agar dia memesan. Baru saja Yana akan menerimanya, benda di tanganku tiba-tiba berdering. Di layar HP tertera, Mama.

Papa selalu mewanti-wanti, saat mengemudi gak boleh ngangkat telpon. Jadi aku memilih meminggirkan mobil terlebih dulu barulah menggeser simbol telepon warna biru ke atas.

"Halo, Ma," kataku.

"Din, kamu ke sini sekarang, ya?"

"Sekarang, Ma?"

"Iya, sekarang. Ada Bunda di sini."

"Baiklah, Ma. Aku segera ke situ. Ini aku lagi di jalan."

"Ya sudah, hati-hati dan jangan ngebut. Mama tunggu. Ingat, hati-hati dan jangan ngebut, Dinda."

"Iya, Ma. Siap," sahutku. Sambungan telepon pun dimatikan oleh Mama. Aku langsu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status