Share

Chapter 19. Lelaki Bernama Ten

Diwana tengah panik lantaran Nilakandi tak bisa juga ia hubungi sejak tiga puluh menit yang lalu. Puluhan kali ia bunyikan bel tapi tak bersaut juga. Diwana kini menelepon satpam apartemen untuk membantu. Ia tiba-tiba teringat pada sosok laki-laki misterius yang siang tadi berpapasan dengannya di tangga darurat.

"Kak Diwana?" sapa sosok laki-laki jangkung saat melihat Diwana tengah berdiri di depan pintu apartemen Nilakandi.

"I-iya? Maaf, siapa?" tanya Diwana. Wajah lelaki itu memang nampak tak asing, tapi otaknya sedang tak bisa diajak berfikir jernih.

"Saya Nana, teman Ka-maksudnya Nilakandi," jawabnya kemudian. Lampu kuning pun menyala di atas kepala Diwana

"Oh, iya," sahut Diwana sambil melirik ke arah tangan Nana yang memegang satu buket bunga dan satu paper bag berwarna merah muda.

"Maaf, tapi ada apa ya? Kenapa Kakak memencet bel rumah Kandi berkali-kali?" tanya Nana memasang wajah curiga.

Tak dipungkiri, hatinya masih sedikit p

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status